Tunda kekhawatiran Ibu saat melihat bayi mengalami BAB berdarah. BAB berdarah pada bayi tidak selalu berarti buruk, namun merupakan tahap tumbuh kembang tubuhnya yang sedang beradaptasi dengan kehidupan di luar kandungan. Hal ini terjadi karena BAB bayi berubah-ubah seiring pertambahan usia serta perubahan asupan yang diterima mulai dari ASI, susu formula, sampai dengan makanan padat.

Saat lahir, si kecil mengeluarkan mekonium sebagai BAB pertamanya. Mekonium sendiri merupakan cairan ketuban berwarna hitam kehijauan yang tertelan saat ia berada di dalam kandungan. Setelah mekonium keluar, BAB si kecil akan berubah warna menjadi cokelat muda atau cokelat pucat, tergantung apakah si kecil menerima ASI atau susu formula. Saat ia mulai menerima makanan padat, BAB-nya pun akan berubah lagi menyamakan asupan nutrisi yang Ibu berikan.

Namun ada masanya di saat BAB si kecil tercampur dengan darah. Memahami rutinitas dan kondisi BAB si kecil akan membantu Ibu menjaga saluran cernanya. Yang masih dianggap normal adalah jika:

  • Terdapat sedikit bercak darah pada BAB. Apalagi jika Ibu memiliki anak perempuan, ia mungkin mengalami penyesuaian hormon di bagian kelamin selama beberapa waktu. Saat hormon dalam tubuh si kecil sudah sesuai, bercak darah ini akan hilang dengan sendirinya.

  • Jika si kecil mengonsumsi susu formula dan mulai makan makanan padat, BAB-nya mungkin akan tercampur dengan sedikit darah jika ia mengalami konstipasi. Ini terjadi karena tekstur BAB yang keras menekan keluar melalui anus dan menyebabkan luka.

Apabila si kecil mengalami satu dari kedua hal di atas, konsultasikan pada dokter anak tentang konstipasi yang mungkin dialami si kecil akibat susu formula atau makanan padat dan bagaimana cara menenangkan si kecil dari ketidaknyamanan ini. Konstipasi akibat tekstur BAB yang keras dapat terjadi pada si kecil yang mulai mengonsumsi makanan padat.

Ibu perlu waspada jika BAB si kecil tercampur dengan darah dalam jumlah yang banyak. BAB berdarah pun dapat terjadi karena adanya reaksi alergi, infeksi virus, atau adanya bakteri pada pencernaan si kecil. Perhatikan jika si kecil mengalami:

  1. Jika rutinitas dan tekstur BAB si kecil normal, namun mengalami BAB berdarah, ada kemungkinan ia terkena alergi protein susu.

  2. Jika BAB berdarah disertai ruam pada kulit tubuh si kecil, mungkin ia mengalami eksim.

  3. Jika si kecil mengalami diare dengan darah pada BAB, si kecil mungkin mengalami infeksi karena bakteri.

Kenali bagaimana warna feses bayi yang sehat karena warna feses bayi akan berubah-ubah seiring dengan bertambahnya usianya.

Enfagrow A+ Gentle Care, susu formula untuk si kecil di usia 1 – 3 tahun, dilengkapi teknologi PHP yang memiliki protein halus sehingga mudah dicerna, bantu melunakkan tekstur BAB si kecil yang keras dan menjaga kesehatan saluran cerna si kecil. Selain aman untuk perut si kecil yang peka, Enfagrow A+ Gentle Care pun dilengkapi nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang si kecil seperti Omega 3 dan 6, Asam Folat, Zat Besi, dan Kalsium.

Jangan sampai masalah pencernaan menghambat momen tumbuh kembang si kecil. Ibu pun bisa mengecek kesehatan saluran cerna si kecil melalui BAB -nya di http://www.enfa.co.id/articles/wikipoop.

Cari tahu lebih lanjut pula seputar gangguan pencernaan yang di alami si kecil di Enfa A+ dengan konsultasi via WhatsApp ke nomor 08777700253. Tim ahli kami siap bantu menjawab pertanyaan Ibu seputar pencernaan dan tumbuh kembang si kecil setiap hari Senin – Jumat, pukul 09.00 – 17.00 WIB.

 

Source:

babycentre.co.uk/x1048442/is-it-normal-that-theres-blood-in-my-babys-nappy

enfa.co.id/articles/bab-bayi-yang-harus-diwaspadai