Apakah bayi Ibu muntah setelah minum ASI?

 

Kemungkinan besar ia mengalami gejala gumoh. Ibu mungkin merasa cemas, namun pahamilah bahwa muntah pada bayi setelah ia disusui merupakan sebuah fase perkembangan saluran pencernaannya.

Faktanya, gumoh merupakan bagian dari tahap perkembangan si kecil. Gumoh yang juga dikenal dengan istilah reflux terjadi saat makanan yang ditelan si kecil tidak tercerna dengan baik. Susu akan naik kerongkongan bersama gelembung gas yang keluar ketika ia bersendawa, tersedak, atau memuntahkan makanannya. Ini terjadi karena asupan yang diberikan melebihi kapasitas lambung si kecil, maka sering terjadi bayi muntah setelah minum ASI. Saat lahir, ukuran lambung si kecil hanya sebesar bola kelereng. Lambung si kecil akan berkembang menjadi seukuran bola  ping pong di hari ketiga, hingga seukuran bola tenis di usia dua minggu. Ketahui pada artikel "Mitos dan Fakta tentang Bayi Gumoh".

Di beberapa tahun pertama kehidupannya

 

Lambung si kecil yang belum matang akan terus berkembang dan beradaptasi dengan berbagai nutrisi yang Ibu berikan. Otot perutnya akan semakin menguat hingga kemampuan lambung si kecil untuk menampung makanan akan berkembang di setiap tahap usianya.

Gejala gumoh dimulai di minggu kedua setelah bayi lahir, memuncak di usia 4-5 bulan dan akan menghilang di bulan usia 7-8 bulan. Ingatlah juga bahwa si kecil mungkin akan gumoh lebih banyak di beberapa tahap perkembangan tertentu seperti saat gigi baru tumbuh, saat mulai merangkak, atau saat mulai mengonsumsi makanan padat (MPASI). Normalnya si kecil akan menjadi happy spitter, bahwa gumoh yang dialami tidak mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Namun tetap waspadai jika si kecil kehilangan nafsu makan atau terlihat kesakitan saat ia gumoh.

Meski merupakan bagian dari tahap tumbuh kembang, Ibu bisa membantu mengatasi gumoh si kecil dengan beberapa tips berikut ini:

 

1. Ajak si kecil untuk duduk tegak

 

Setelah memberi makan si kecil dan ajak si kecil untuk duduk dalam posisi tegak selama 30 menit. Selama waktu jeda ini, jangan ayunkan tubuh si kecil atau bermain dengan terlalu aktif karena dapat membuatnya mual lalu muntah.

2. Atur ritme makan si kecil

 

Karena ukuran lambung yang terbatas, pastikan Ibu mengatur pola makan si kecil dengan cermat. Gumoh dapat terjadi saat si kecil minum terlalu cepat atau terlalu banyak. Untuk itu pastikan ia mencerna makanannya perlahan, tidak terburu-buru, dan berikan porsi yang lebih sedikit setiap kali makan namun dengan intensitas yang lebih sering. Dengan ini si kecil akan mendapatkan nutrisi yang ia butuhkan untuk tumbuh kembangnya.

3. Buat si kecil bersendawa

 

Gumoh dapat berbentuk balon udara yang keluar dari mulut atau gas. Sehabis makan, bantu si kecil bersendawa agar ia tidak memuntahkan makanan yang dicernanya. Caranya, peluk tubuh si kecil dan tepuk punggungnya perlahan-lahan sampai ia mengeluarkan sendawa.

Pastikan gumoh yang dialami si kecil tidak menghambat kesempatan untuk menerima nutrisi yang ia butuhkan untuk tubuh kembangnya. Berikan pertanyaan Ibu tentang gumoh, gangguan pencernaan, atau cara mengoptimalkan tumbuh kembang si kecil bersama Enfa A+ Smart Center dengan melakkan pengecekan kesehatan saluran cerna si kecil melalui BAB-nya di http://www.enfa.co.id/articles/wikipoop. Ibu pun bisa mengetahui lebih lanjut pula seputar gangguan pencernaan yang di alami si kecil dengan melakukan konsultasi via WhatsApp ke nomor 08777700253. Tim ahli kami siap bantu menjawab pertanyaan Ibu seputar pencernaan dan tumbuh kembang si kecil setiap hari Senin – Jumat, pukul 09.00 – 17.00 WIB.

 

Source:

http://www.enfa.co.id/articles/gumoh-bayi-mitos-atau-fakta

http://kellymom.com/hot-topics/reflux/

http://www.babycentre.co.uk/a567208/reflux