Tahap tumbuh kembang anak yang dikenal umumnya seputar perkembangan bahasa, kognitif, dan perkembangan motorik atau fisik. Namun selain itu, yang tak kalah penting adalah perkembangan emosi anak. Mengapa ini penting dan bagaimana cara mendukung perkembangannya?

Apa itu perkembangan emosi anak?

Kemampuan sosial emosi anak adalah keterampilan anak dalam memahami diri sendiri, perasaan, dan apa yang harus dilakukan ketika berinteraksi dengan sesama. Ibu dapat mengikuti perkembangan sosial emosi anak lewat tanda-tanda yang ditunjukkan. Mengutip dari Understood, tumbuh kembang sosial emosi anak dapat ditandai dengan:

  • Menangis ketika bertemu orang baru
  • Lebih gemar bermain dengan orang yang dikenal
  • Perilaku tantrum alias marah dengan amukan sebagai cara komunikasi dan mencoba untuk lebih mandiri
  • Memahami lebih banyak ekspresi dan mampu menunjukkannya
  • Bersimpati terhadap sesama
  • Dapat bermain bersama teman

Tumbuh kembang setiap anak, baik berat badan anak maupun kemampuan kognitifnya,  selalu bervariasi. Maka dari itu, pertumbuhan sosial emosi Si Kecil tidak selalu sama. Jika Ibu memiliki kekhawatiran terkait tumbuh kembang, harap konsultasi dengan dokter anak.

Tips mendukung perkembangan emosi anak

Perkembangan emosi anak harus didukung sejak dini. Mengingat anak lebih banyak menghabiskan banyak waktunya di rumah, orangtua dan pengasuh berperan penting dalam perkembangan kemampuan ini. Dengan begitu, orang tua dan pengasuh wajib menyediakan interaksi sosial yang berkualitas untuk tumbuh kembang sosial emosi anak.

Komunikasi yang baik

Orang tua harus menciptakan lingkungan yang aman dalam bentuk hubungan yang positif. Cara termudah yang dapat dilakukan adalah meluangkan waktu terhadap Si Kecil sedari dini. Meluangkan waktu untuk bermain dengan melakukan aktivitas yang mendukung tumbuh kembang anak atau sekadar mendengarkan cerita anak.

Bermain dengan anak dapat menjadi kesempatan orang tua mengajarkan banyak hal untuk tumbuh kembangnya. Selanjutnya, mendengar cerita anak akan melatih kemampuan anak mendeskripsikan perasaan. Mengutip laman Help Me Grow, memberi perhatian terhadap perasaan anak juga menjadi kesempatan kalau setiap perasaan, baik positif atau negatif, merupakan hal yang wajar terjadi di kehidupan.

Merespons dengan tepat untuk dukung perkembangan emosi anak

Seiring pertumbuhannya, anak akan mengenal ragam jenis perasaan. Ibu dapat membantu anak mengenali perasaan dengan menyebutkan perasaan ketika anak menunjukkan emosi tersebut. Daripada merespons tangisan anak dengan marah, lebih baik menyebutkan bahwa ia sedang marah. Bisa juga menyebutkan anak sedang bahagia ketika ia tertawa sebagai cara mengenalkan perasaan terhadap anak.

Kemudian, pada suatu waktu anak juga dapat menunjukkan perilaku tantrum. Dirujuk dari laman Rasmussen College, tantrum sebenarnya merupakan bagian dari tumbuh kembang anak. Dukung perkembangan sosial emosi anak dengan tetap tenang menghadapi tantrum anak.

Ketika anak di atas satu tahun menunjukkan tantrum, Ibu harus lebih berempati dalam menghadapinya. Tantrum disebabkan karena ia masih kesulitan mengungkapkan perasaannya. Jadi, ketika ia marah hebat karena lapar, tunjukkan bahwa marah itu wajar. Namun, ajarkan juga bahwa lebih baik mereka mengucapkan lapar di waktu lain.

Berbagi dan bermain dengan sesama

Penting untuk mengajarkan bahwa kita hidup berdampingan dengan sesama. Pada awalnya, anak mungkin akan sulit berbagi terutama untuk mainan favoritnya. Akan tetapi, Ibu dapat mendukung perkembangan sosial emosi anak yang ini secara perlahan dengan berbagai cara sederhana.

Ibu dapat mengizinkan Si Kecil bermain perosotan dengan anak lain. Bimbing anak untuk mengantre ketika bermain perosotan. Dengan begitu, anak akan mengenal konsep giliran yang teratur.

Contoh lain yang dapat dicoba adalah menyiapkan waktu khusus untuk playdate dengan anak dari teman Ibu. Sembari melihat anak bermain dengan sesama, para orangtua dapat mengajarkan tentang berbagi mainan dan cara berinteraksi yang baik dengan sesama. Tak lupa memberikan pujian ketika anak menunjukkan perilaku yang baik ketika bermain dengan temannya.

Menjaga perilaku

Anak merupakan peniru yang hebat. Mereka cenderung meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang terdekatnya. Alhasil, jika ingin anak berperilaku yang baik, orangtua harus menjadi contoh yang baik untuk anak.

Menjaga perilaku sendiri juga mengajarkan anak cara mengendalikan diri yang baik. Ketika anak melempar mainan sebagai tanda frustasi, Ibu dapat mendengarkan alasan ia marah dan mengapa ia melakukan hal itu. Kemudian, tunjukkan cara yang sebaiknya dilakukan, seperti menjelaskan perasaan dengan baik. Ibu juga dapat menambahkan bahwa melempar barang dapat melukai orang dan tidak termasuk perilaku yang terpuji.

Manfaat menunjang perkembangan emosi anak

Keterampilan ini membantu anak dalam hal:

  • Memiliki dan menjaga hubungan yang positif dengan sesama
  • Menunjukkan, mengalami, dan mengelola perasaan atau emosi dengan baik
  • Memahami dan menghargai lingkungan sekitar

Selanjutnya, berdasarkan jurnal Perkembangan Sosial Emosi pada Anak Usia Prasekolah, kemampuan berinteraksi seseorang ditentukan oleh kemampuan emosi orang tersebut. Maka dari itu, penting sekali untuk mendukung kemampuan ini sejak dini. Tujuannya agar anak memiliki emosi yang matang dan mampu menjalin hubungan sosial yang baik dengan sesama.

Ayo jadi bagian dari Golden Start Club by Enfa A+ dan dapatkan peluang memperoleh berbagai hadiah menarik seperti sampel gratis, voucher eksklusif, produk promosi, konsultasi dengan pakar dan masih banyak lagi! Segera daftar dan dapatkan informasi selengkapnya melalui tautan ini.

Referensi: