Saat ini, si kecil sudah terlihat seperti seorang petualang cilik – mengambil barang, memanjat, dan terkadang mencicipi segala sesuatu yang bisa ia raih. Berikut adalah cara untuk memanfaatkan kecenderungan alamiahnya tersebut untuk membantu memajukan perkembangannya dalam empat bidang utama: kognitif , motorik, komunikasi, dan sosial.

Perkembangan Kognitif
Menggulingkan
bola bolak-balik. Tidak hanya menyenangkan baginya, kegiatan ini juga membantu meningkatkan persepsi si kecil akan kedalaman, kemampuan pelacakan visual, koordinasi tangan-mata, serta mengajarkan padanya tentang konsep bergiliran.

Melatihnya mengosongkan dan menyortir barang. Sediakan beberapa keranjang, kotak, atau ember penuh dengan berbagai benda, misalnya  kotak pertama berisikan balok, kotak kedua dengan boneka binatang, dan yang ketiga berisi mobil-mobilan. Si Kecil akan menikmati mengosongkan kotak dari benda, menyortir mereka, lalu mengembalikan benda-benda tersebut ke wadah aslinya.

Bermain pura-pura. Menggunakan versi mainan dari berbagai benda sehari-hari, misalnya berbicara di telepon, memasak di dapur mainan, atau membangun rumah balok menggunakan palu

Perkembangan Motorik
Balapan.
Setelah kekuatan kaki si kecil mulai stabil, ia akan bersenang-senang saat bersaing dengan Ibu.  Latihan meningkatkan kecepatan akan membantu si kecil untuk meningkatkan koordinasinya.

Melatih keterampilan motorik halus. Tunjukkan pada si kecil cara melipat kertas, menumpuk balok, atau membuat bentuk seperti bola atau mie dari plastisin untuk bermain. Bisa juga dengan memintanya untuk membalikkan halaman ketika Ibu sedang membaca buku bersama si kecil.

Mendorong kreativitas si kecil. Berikan krayon yang ukurannya agak besar dan kertas tebal  agar ia bisa  latihan mencoret-coret (dari kegiatan ini Ibu dapat memperhatikan apakah si kecil memiliki kecenderungan terhadap satu tangan atau yang lainnya, umumnya kecenderungan kidal sudah dapat dideteksi di usia 2 tahun). Selain itu, plastisin mainan dan cat jari (dengan pengawasan) juga populer untuk digunakan pada usia ini.

Menyanyikan lagu  yang melibatkan gerak tangan dan tubuh.  Ada banyak lagu anak-anak yang bisa Ibu pilih, baik yang berbahasa Indonesia maupun Inggris: “Kepala, Pundak, Lutut, Kaki,” “Dua Mata Saya,” “The Itsy Bitsy Spider,” dan “I’m a Little Teapot”   (meskipun si kecil belum tahu mana sisi kiri dan kanan), misalnya.

Perkembangan Komunikasi
Bicara, bicara , bicara!
Ini adalah salah satu hal terbaik yang dapat Ibu lakukan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan juga kecerdasan si kecil. Para peneliti telah secara konsisten menemukan korelasi kuat antara banyaknya kata-kata yang didengar anak dari orangtua dan pengasuh lainnya pada usia 3, dengan tingkat IQ dan kinerja di sekolah.

Ulangi dan kembangkan. Ketika si kecil mengucapkan kata baru atau kalimat pendek, coba Ibu ucapkan ulang dan perluas kosakatanya: " Ya, lihatlah anjing besar itu. Ia mengenakan kalung biru."

Perkenalkan berbagai suara. Pilihlah sebuah ruangan di rumah Ibu, lalu jelajahi benda-benda yang ada di dalamnya bersama si kecil, dengan berfokus pada suara yang ditimbulkan.  Misalnya mendengarkan jam berdetik, dengung kulkas, atau suara sapu saat dipakai menyapu. Cobalah menarasikan apa yang Ibu dengar: "Jam bunyiya tik tik tik," "Kulkas berbunyi hmmm," "Sapu berbunyi swish, swish, swish." Perhatian akan bunyi semacam ini membantu si kecil menjadi awas dengan berbagai macam jenis suara.

Perkembangan Sosial
Jangan paksakan ia untuk berbagi.
Si kecil belum bisa memahami sepenuhnya konsep berbagi, jadi apabila ia berkelahi dengan temannya akibat merebutkan mainan , lebih baik Ibu segera mengalihkan perhatiannya pada mainan atau kegiatan lain, daripada memaksanya untuk berbagi.

Menghadapi tantrum dengan tenang. Perlahan tapi pasti, si kecil akhirnya akan belajar untuk menggunakan kata-kata dan kendali diri untuk mengekspresikan emosinya. Tapi sekarang, ia mungkin menggunakan tantrum. Semakin tenang Ibu menanggapi ledakan tersebut, semakin cepat pula tantrum akan mereda .

Mematikan gadget. Tinggalkan, bahkan matikan  smartphone atau tablet Ibu saat sedang bermain bersama si kecil. Ini adalah saat-saat spesial bersama si kecil yang tidak akan terulang kembali, panggilan dan pesan yang masuk masih bisa menunggu.  Hal ini adalah kunci untuk ikatan dan perkembangan si kecil. Ia perlu untuk melihat wajah dan emosi Ibu saat sedang berbicara dengannya.

Menyanyikan lagu konyol. Ketika Ibu sedang membersihkan atau membereskan mainan, Ibu pun bisa membuatnya menjadi permainan. Buatlah nyanyian sederhana mengenai aktivitas tersebut, sebagai cara untuk mendorong si kecil untuk membantu Ibu.

Merencanakan pesta ulang tahun? Meski si kecil baru saja mulai menemukan teman yang spesial, pesta yang singkat selama satu jam sudah cukup baginya, mengingat si kecil yang berusia 2 tahun belum berinteraksi banyak saat bermain. Mereka akan menikmati permainan berdampingan yang sesuai dengan usianya, misalnya bermain di kotak pasir.