Apa itu intoleransi bayi atau balita terhadap laktosa, sensitivitas-laktosa, dan apa artinya bagi si kecil? Ini adalah fakta-fakta yang perlu Ibu ketahui

 

Sebenarnya, intoleransi terhadap laktosa gejala-gejala ketidaknormalan pada pencernaan yang terjadi setelah mengonsumsi susu atau produk turunan susu adalah kasus yang sangat jarang terjadi pada bayi. Tetapi, beberapa bayi mungkin saja mengalami sensitivitas yang bersifat sementara terhadap laktosa. Laktosa adalah salah satu unsur penting karbohidrat yang dikandung ASI dan susu formula biasa dan bermanfaat bagi bayi. Karena sistem pencernaannya yang masih berkembang, tubuh si kecil belum memiliki enzim laktase yang cukup, enzim inilah yang dibutuhkan untuk memecah laktosa menjadi bentuk gula yang lebih sederhana yaitu glukosa dan galaktosa. Karena tubuh si kecil tidak memproduksi laktase yang cukup, beberapa laktosa jadi tidak dapat dipecahkan dalam usus kecil, kemudian laktosa tersebut akan masuk ke dalam usus besar dimana bakteria akan mengubahnya menjadi gas dan asam. Singkatnya, tubuh si kecil tidak dapat mencerna semua laktosa yang terdapat dalam susu dan produk turunan susu. 

Fakta apalagi yang perlu Ibu ketahui mengenai laktosa dan apa mitos yang harus ibu abaikan?

 

1. Fakta, beberapa kelompok etnis cenderung lebih mudah menderita intoleransi laktosa.
 

 

Anak-anak keturunan Hispanic, Asia, Afrika, dan suku penduduk asli Amerika lebih cenderung menderita intoleransi terhadap laktosa, walaupun biasanya ini terjadi saat mereka sudah bukan lagi bayi.

2. Fakta, bayi yang menderita sensitivitas-laktosa dapat mengalami ketidaknyamanan jika mereka mengonsumsi laktosa
 

 

Jika si kecil mengonsumsi laktosa, maka ia akan mengalami kram perut, perut kembung, diare, dan sakit perut bagian abdominal antara 20 menit sampai 2 jam setelah mengonsumsi laktosa.

3. Fakta, tingkat sensitivitas-laktosa dapat berbeda antara satu bayi dengan bayi lainnya.
 

 

Kebanyakan bayi memiliki tingkat sensitivitas yang ringan, dan ini hanyalah soal bagaimana mengatur berapa banyak jumlah laktosa yang dikonsumsi. Jika bayi mengalami gejala yang terus-menerus, hal itu dapat menjadi tanda yang mendasari suatu penyakit atau alergi protein susu.

4. Fakta, mengganti susu formula dapat membantu ringankan gejala yang dialami si kecil.

 

Tanyakan pada dokter anak tentang penggantian susu formula ke susu formula yang bebas-laktosa atau rendah-laktosa. 

5. Mitos, jika si kecil memiliki sensitivitas terhadap laktosa, ia akan mengalaminya seumur hidupnya. 

 

Pada kebanyakan bayi dan anak-anak, sensitivitas-laktosa merupakan situasi sementara yang berawal setelah meminum obat-obatan tertentu atau setelah mengalami infeksi gastrointestinal, dan pada akhirnya akan menghilang.

6. Mitos, jika si kecil memiliki sedikit enzim laktase, maka ia pasti menderita intoleransi terhadap laktosa.

 

Sedikitnya jumlah enzim laktase pada bayi merupakan hal yang normal terjadi (enzim yang diproduksi pada lapisan usus kecil), beberapa bayi menunjukkan tanda dan gejala ketaknyamanan pencernaan, tetapi intoleransi laktosa sesungguhnya yang bersifat seumur hidup biasanya tidak berkembang sampai umur 5 atau 6 tahun.

Baca juga: Gejala-Gejala dari Intoleransi Laktosa