Di beberapa bulan pertama kehidupannya, jadwal BAB bayi masih berubah-ubah. Kadang ia BAB sehabis makan, kadang pula ia menahannya selama satu minggu atau lebih. Namun perhatikanlah tekstur dan jenis BABnya untuk mendeteksi adanya gejala konstipasi pada bayi. Konstipasi adalah salah satu gejala gangguan pencernaan yang dialami bayi berusia 0-12 bulan dan membuat perutnya terasa tidak nyaman.

Misalnya jika si kecil menerima ASI secara rutin, konstipasi adalah saat BABnya berbentuk seperti bola-bola kecil dengan tekstur yang lebih keras dan padat. Meskipun demikian, jarang kemungkinan si kecil mengalami konstipasi jika ia menerima ASI, karena ASI memiliki sifat sebagai pencahar alami yang dapat melancarkan pencernaan si kecil. Sementara itu, si kecil yang mengonsumsi susu formula memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami konstipasi karena adanya kandungan yang dapat membuat BAB si kecil lebih keras.

Baca Juga : Penyebab Konstipasi Pada Bayi dan Cara Mengatasi Permasalahan Tersebut

Yang perlu diperhatikan adalah saat si kecil mulai menerima makanan padat pertamanya. Kebanyakan kasus konstipasi terjadi saat si kecil mengonsumsi makanan padat. Berdasarkan ragam menus MPASI yang diberikan, Ibu akan menemukan bermacam frekuensi, bentuk, serta perubahan warna pada BAB-nya. Si kecil yang berusia 0-4 bulan rata-rata BAB sebanyak 3-4 kali setiap hari namun setelah menerima makanan padat, frekuensi BAB si kecil akan menurun sampai satu kali sehari.

Baca Juga : Deteksi Kesehatan Bayi Lewat Bau Poop

Waspadai konstipasi jika tidak BAB dalam waktu yang lama. Jika BAB-nya tidak berwarna kuning kecoklatan atau kuning kehijauan, tandanya ia mengalami gangguan pencernaan. Jika ini terjadi, kemungkinan besar diakibatkan asupan nutrisi yang belum tercukupi dengan baik.

Selain frekuensi, perhatikan pula tekstur BAB si kecil. Salah satu tanda konstipasi adalah BAB yang keras atau saat si kecil mengalami kesulitan untuk BAB. Jika dibiarkan, ini dapat menyebabkan adanya bercak darah pada BAB. Rasa sakit untuk BAB juga dapat menyebabkan trauma.

Atasi konstipasi pada si kecil yang menerima ASI dengan mengubah pola makan Ibu. Karena seluruh makanan yang Ibu makan berpengaruh pada kandungan ASI, pastikan Ibu mengatur pola makan dan memilih bahan-bahan yang mudah dicerna seperti buah-buahan dan sayuran seperti pir dan brokoli yang mudah dicerna dan bantu menjaga kesehatan saluran pencernaan. Perbanyak pula minum air putih, atau jus buah favorit Ibu.

Jika si kecil menerima susu formula, atasi konstipasi dengan beralih ke susu yang memiliki kandungan protein yang mudah dicerna. Jika perubahan pola makan tetap tidak mengatasi konstipasi pada si kecil, segera hubungi dokter.

Enfagrow A+ Gentle Care dengan teknologi PHP memiliki protein halus yang mudah dicerna, bantu melunakkan tekstur BAB si kecil dan menghindarinya dari masalah konstipasi atau BAB yang menyakitkan. Selain aman untuk perut si kecil yang peka, Enfagrow A+ Gentle Care pun dilengkapi nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang si kecil seperti Omega 3 dan 6, Asam Folat, Zat Besi, dan Kalsium. Berikan Enfagrow A+ Gentle Care pada si kecil yang berusia 1 – 3 tahun.

Jangan sampai masalah pencernaan menghambat momen tumbuh kembang si kecil. Cek kesehatan saluran cerna si kecil melalui BAB-nya di http://www.enfa.co.id/articles/wikipoop. Ibu pun bisa mengetahui lebih lanjut pula seputar gangguan pencernaan yang di alami si kecil dengan melakukan konsultasi via WhatsApp ke nomor 08777700253. Tim ahli kami siap bantu menjawab pertanyaan Ibu seputar pencernaan dan tumbuh kembang si kecil setiap hari Senin – Jumat, pukul 09.00 – 17.00 WIB.

Source:

http://www.parents.com/baby/health/constipation/constipation-in-babies/