Lima tahun pertama pada kehidupan si kecil sangatlah penting; mereka belajar kemampuan-kemampuan untuk bertahan hidup - makan, berjalan, berbicara dan kemampuan sosial seperti interaksi, kesadaran akan diri sendiri, dan kognisi adalah tahap-tahap perkembangan otak yang cepat. Pada tahun-tahun awal inilah fase tercepat pada perkembangan otak anak, sebuah fase yang tidak akan pernah terulang kembali dalam kehidupan. Perkembangan otak pada tahapan ini akan memiliki dampak jangka panjang pada kesuksesan si kecil di masa depan. Sekarang kita akan membahas tahapan-tahapan penting pada perkembangan otak anak hingga di ulang tahun kelimanya.

Tahun Pertama

Usia 6 Minggu: Tersenyum

Ketika penglihatan anak telah berkembang dengan baik, hingga cukup untuknya fokus melihat pada seseorang, mereka akan mulai merespon pada apa yang dilihatnya. Sekitar usia 6 minggu, mereka akan mulai tersenyum sebagai tanda dari perkembangan emosi si kecil.

Usia 2 Bulan: Mampu fokus dan mengikuti gerakan wajah seseorang

Bayi yang baru lahir memiliki penglihatan yang kabur, mereka hanya mampu melihat pada jarak sekitar 8-12 inci. Di usia kurang lebih 2 bulan, penglihatan bayi sudah cukup berkembang dan memungkinkan ia untuk melihat wajah orang lain dalam waktu yang lebih lama.

Usia 3 Bulan: Mengoceh

Meski bayi mampu mendengar sejak ia dalam kandungan, ia baru akan memulai berkomunikasi (mengoceh) di usianya yang 3 bulan! Ini adalah cara yang penting untuk bayi melatih kemampuan vokalnya ketika ia mencoba untuk berkomunikasi.

Usia 3,5 - 4 bulan: Tertawa

Riset telah mengindikasi bahwa sekitar usia 3,5 bulan, bayi akan mulai tertawa sebagai respon pada tingkah seseorang. Sama seperti tersenyum, tertawa juga merupakan indikasi perkembangan sosialnya.

Usia 5 bulan: Cilukba!

Hingga di usia sekitar 4 bulan, si kecil akan percaya bahwa ketika suatu benda tidak terlihat oleh mereka berarti benda tersebut telah menghilang dari muka bumi. Namun, ia akan segera memahami bahwa sesuatu akan tetap ada meski tak terlihat olehnya. Hal ini bertepatan dengan kemampuan nalar si kecil dan perkembangan lobus frontalnya. Sekarang, ia sedang menyukai permainan cilukba, karena permainan ini membantunya untuk menerapkan kemampuan penalaran barunya dengan ketertarikan mereka pada wajah manusia.

Usia 6 bulan: Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya

Ketika memasuki usianya yang ke 6 bulan, si kecil rata-rata akan mampu untuk memindahkan suatu benda dari satu tangan ke tangan lainnya dan membawa benda tersebut mendekat pada dirinya. Ini merupakan sebuah indikasi perkembangan lobus oksipitalnya dan kemajuan pada motorik halusnya yang diatur oleh otak kecil

Usia 7 Bulan: Mengenali Namanya Sendiri

Kemampuan si kecil untuk mengenali namanya sendiri merupakan tanda perkembangan yang jelas. Pada usia sekitar 7 bulan, si kecil seharusnya sudah mampu memahami ketika namanya dipanggil dan merespon panggilan tersebut. Penelitian menemukan jika seorang bayi tidak merespon pada namanya sendiri pada usia dini, ia mungkin beresiko untuk mengalami kesulitan belajar ke depannya. Pada usia ini, DHA berperan sangat penting pada perkembangan otak si kecil, serta perkembangan lebih lanjut pada kemampuan kognitifnya.

Usia 12 bulan: Mengikuti Instruksi Sederhana

Sejak saat si kecil belum bisa berbicara, mereka sudah mulai memahami. Antara 10-12 bulan dari usia si kecil, sebelum berbicara, si kecil seharusnya sudah mampu untuk merespon pada instruksi sederhana seperti “lihat kesini” dan “berikan bolanya ke ayah”. Kemampuan ini memiliki keterkaitan dengan perkembangan lobus temporal dari otak si kecil.

Tahun Kedua

  • Mengatakan Kata-Kata Sederhana
  • Mencoret-coret
  • Menunjuk pada benda atau orang ketika disebutkan

Tahun Ketiga

  • Bercerita
  • Sering Menentang
  • Mulai Menjadi Mandiri
  • Bisa dimengerti oleh orang lain

Tahun Keempat

  • Permainan pura-pura
  • Mulai Menghitung
  • Mulai Berkolaborasi
  • Dapat Menulis Beberapa Huruf

Perlu diingat bahwa tahapan ini hanyalah indikator, dan karena setiap anak itu unik, si kecil mungkin mencapai tahapan-tahapan ini dengan kecepatannya sendiri. Sebagai orang tua, bunda dapat menyediakan lingkungan yang menstimulus dan peduli pada anak, serta makanan bergizi yang akan membantu perkembangan otak anak. Jika bunda merasa si kecil tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dari makannya karena ia berbadan kecil atau sering pilih-pilih makanan, bunda dapat memilih beberapa suplemen nutrisi yang mengandung nutrisi penting seperti DHA. Hal ini tidak hanya membantu mendukung perkembangan yang utuh bagi si kecil, tapi juga membantu mencapai tahap perkembangan otak yang sesuai di usianya.