Si Kecil tentu terkadang menangis. Ini adalah cara ia untuk meminta bantuan, atau meminta sesuatu, seperti makanan atau perhatian. Beberapa anak mungkin tidak sering menangis, sedangkan anak lainnya mungkin lebih rewel. Meskipun rewel merupakan perilaku yang normal terjadi, beberapa orangtua mungkin merasa risau karena tidak berhasil menemukan penyebab si Kecil menjadi rewel.

 

Tips Menghadapi si Kecil yang Sedang Rewel

Dengan lebih memerhatikan dan mengamati tangisan si Kecil serta situasi seperti apa yang kerap memicu rewelnya, Ibu dapat mengetahui cara terbaik untuk meresponnya.

Jika anak Ibu kerap menangis, berikut beberapa alasan yang umumnya menyebabkan si Kecil rewel dan bagaimana mengatasinya:

 

Si Kecil Merasa Tidak Nyaman

Karena kemampuan verbal si Kecil belum berkembang sepenuhnya, ia mungkin mengalami kesulitan untuk menyampaikan apa yang ia inginkan dan apa yang ia rasakan. Agar didengar oleh Ibu, ia pun menangis atau tantrum.

Tenang Bu, tantrum si Kecil akan cenderung berkurang seiring bertambahnya usianya dan ia lebih mampu mengomunikasikan keinginan, kebutuhan, dan perasaannya3.

Beberapa anak memiliki temperamen yang sensitif dan lebih cenderung menangis dibandingkan anak-anak lainnya5. Namun ingatlah Bu, menangis adalah perilaku normal bagi balita.

Si Kecil mungkin menangis karena tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Misalnya, ia mungkin menangis karena tidak ingin tidur siang2. Si Kecil juga dapat tantrum karena ingin lebih mandiri saat beraktivitas dan berusaha untuk mengekspresikan hal ini2.

Atau mungkin si Kecil ingin mengutarakan kekesalannya, yang bisa jadi muncul karena ia capek, lapar, atau merasa tidak nyaman3 4.

Ia mungkin merasa kurang enak badan atau tidak nyaman karena penyakit, seperti alergi makanan atau refluks2.

Sakit perut dan masalah pencernaan adalah salah satu hal yang sering menyebabkan si Kecil rewel.

 

Si Kecil Mungkin Mengalami Masalah Pencernaan

Salah satu penyebab rewel adalah sakit perut dan kembung yang dialami si Kecil.

Kembung biasanya terjadi ketika si Kecil mengonsumsi makanan dan minuman tertentu yang menyebabkan gas menumpuk di ususnya. Untuk membantu menghindari kembung, sebaiknya Ibu mengurangi asupan makanan seperti gorengan dan makanan berlemak, kacang-kacangan, dan sayuran tertentu seperti kubis, kentang, brokoli, dan asparagus7 6. Selain itu, hindari memberikan si Kecil minuman berkarbonasi dan yang mengandung pemanis buatan6.

Umumnya, kondisi perut kembung pada si Kecil dapat sembuh dengan sendirinya dan tidak membutuhkan bantuan medis.

Terkadang, masalah perut si Kecil mungkin disebabkan oleh diare. Diare terjadi saat si Kecil sering buang air besar yang konsistensinya cair8. Masalah ini biasanya disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit. Diare mungkin juga terjadi akibat si Kecil mengonsumsi terlalu banyak gula, alergi makanan tertentu, intoleransi laktosa, atau masalah pencernaan lainnya. Namun jangan khawatir Bu, diare biasanya dapat sembuh dengan sendirinya8.

Penyebab rewel lainnya pada si Kecil adalah sembelit. Ini biasanya terjadi pada anak-anak yang sedang potty training1. Jika si Kecil mengalami salah satu dari gejala berikut ini, maka kemungkinan besar rewelnya disebabkan oleh sembelit1:

  • Si Kecil belum buang air besar setidaknya tiga (3) kali dalam satu minggu terakhir
  • Poop si Kecil mungkin terlihat seperti butiran pelet atau besar dan keras (mungkin juga bercampur dengan darah)
  • Si Kecil tampak mengejan dan terlihat kesakitan saat buang air besar

Untuk membantu mencegah sembelit, Ibu mungkin dapat mempertimbangkan mengubah pola makan si Kecil2. Pastikan si Kecil minum banyak air. Dan pastikan juga ia mendapatkan asupan makanan yang tinggi serat untuk mendukung pencernaan yang sehat.

Mengetahui alergi atau sensitivitas si Kecil terhadap makanan tertentu juga dapat membantu mengatasi masalah ini. Ibu dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran makanan dan minuman apa yang mendukung pencernaan yang sehat untuk si Kecil. Semoga dengan pola makan yang lebih baik, si Kecil dapat kembali ceria ya Bu.

Referensi:

  1. Constipation in children (2020). Ditinjau 27 September 2020 dari: https://www.nhs.uk/conditions/pregnancy-and-baby/constipation-and-soiling/
  2. Constipation in children (2017). Ditinjau 27 September 2020 dari: https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/Constipation.aspx
  3. Temper Tantiums (June 2018). Ditinjau 29 Oktober 2020 dari https://kidshealth.org/en/parents/tantrums.html
  4. Settling 1-3 years (2020). Ditinjau 29 Oktober 2020 dari https://www.tresillian.org.au/advice-tips/settling/1-3-years/
  5. Understanding Temperament: Emotional Sensitivity (n.d.). Ditinjau 29 Oktober 2020 dari https://centerforparentingeducation.org/library-of-articles/child-development/understanding-temperament-emotional-sensitivity/
  6. Gas (flatulence) (July 2019). Ditinjau 29 Oktober 2020 dari https://www.aboutkidshealth.ca/article?contentid=822&language=english
  7. Gas and Bloating in Children: Care Instructions (June 2019). Ditinjau 29 Oktober 2020 dari https://myhealth.alberta.ca/Health/aftercareinformation/pages/conditions.aspx?hwid=bz1073
  8. Diarrhea (June 2019). Ditinjau 29 Oktober 2020 dari https://kidshealth.org/en/parents/diarrhea.html