Ketika bayi baru lahir, seringkali Ibu bingung akan masalah pencernaan yang terjadi pada mereka Jika bayi beberapa hari tidak poop atau jika ia poop terlalu sering dalam sehari, maka hal tersebut dengan mudah membuat sang Ibu panik. Frekuensi bab bayi merupakan salah satu tanda yang dapat kita amati tentang bagaimana saluran pencernaan bayi bekerja.

Frekuensi poop yang di luar kewajaran dapat menjadi penanda awal adanya gejala alergi, iritasi atau gangguan pencernaan tertentu. Oleh karena itu, mengetahui frekuensi poop si kecil dapat membantu mengenali gejala seperti diare ataupun alergi.

Seberapa sering bayi BAB?

 

Untuk menentukan frekuensi bab bayi yang normal, Ibu harus melihat makanan apa yang dikonsumsi si kecil, apakah ia mengonsumsi ASI eksklusif atau susu formula? atau apakah si kecil sudah mulai mengenal makanan pendamping ASI (MPASI)? Menurut dr. Cynthia Utami, SpA, tidak ada patokan pasti berapa kali seharusnya si kecil poop dalam sehari. “Itu semua tergantung pada asupan ASI atau susu formula atau makanan yang dikonsumsi, dan tiap si kecil memiliki pola yang berbeda.” Ujar dokter yang berpraktek di RS Omni Alam Sutra, RS Gandaria, dan juga RS Graha Kedoya ini.

Ketika baru dilahirkan, si kecil akan poop lebih sering dibandingkan bayi yang lebih tua, rata-rata beberapa kali dalam 24 jam. Jadi jangan keliru menganggap hal tersebut adalah gejala diare. Bagi bayi yang mengkonsumsi ASI ekslusif, 24 jam pertama bayi akan mengeluarkan poop pertamanya yang dikenal dengan istilah feses mekonium.

Mekonium sebenarnya adalah cairan ketuban yang tertelan bayi saat masih dalam kandungan. Mekonium akan keluar dengan cepat ketika bayi sedang disusui. Setelah 24 jam pertama, pada hari ke-2 sampai hari ke-7, frekuensi poop si kecil akan mulai menurun sampai 5-10 kali sehari. Jadi jangan salah menduga bahwa bayi Ibu sedang diare.

Di hari ke 8 sampai minggu ke-tiga, frekuensi bab bayi mulai berkurang, berkisar 2-6 kali sehari.  Setelah itu, saat berusia tiga minggu mereka akan poop sekitar 4 kali sehari sampai 4 hari sekali. Memasuki usia 6 minggu pertama bayi akan poop sebanyak 2-5 kali dalam periode 24 jam, dan juga ada kemungkinan bahwa bayi akan poop setiap kali Ibu mengganti popok.

Bayi dengan ASI eksklusif bahkan bisa tidak poop selama 7-10 hari, dan ini masih tergolong normal. Asalkan tidak ada gejala klinis lainnya (seperti demam, bayi menangis tidak wajar), maka Ibu tidak perlu kuatir. Jika frekuensi poop bayi lebih sering dari pola normalnya, maka Ibu perlu memberikan perhatian dengan seksama, apakah terjadi diare atau reaksi alergi.

Sumber:

http://scienceofmom.com/2015/07/16/how-often-should-a-baby-poop-and-other-important-questions/
http://kidshealth.org/en/parents/formulafeed-often.html
http://www.tommeetippee.us/support/breastfeeding/
http://www.babycenter.com/404_how-many-times-a-day-does-a-breastfed-baby-normally-poop_8832.bc
http://www.babycenter.com.au/a551926/your-babys-poo-whats-normal-and-whats-not
http://www.whattoexpect.com/first-year/ask-heidi/newborn-poop.aspx
http://idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-susu-formula-pada-bayi-baru-lahir