Selamat, si kecil kini sudah batita! Kemampuannya dalam semua bidang terus berkembang dengan pesat. Jangan terkejut jika ia memfokuskan upayanya pada satu keterampilan selama beberapa hari atau minggu berturut-turut. Pada usia ini, perkembangannya bergerak maju dengan letupan semangat yang naik turun. Terus dukung si kecil dengan cinta Ibu, interaksi, dan nutrisi yang baik.

Berikut adalah beberapa perkembangan yang kemungkinan besar akan Ibu lihat selama periode awal masa batita ini.

Perkembangan Kognitif

 

Selama berbulan-bulan, si kecil telah mengamati dan bereksplorasi secara hati-hati. Jika Ibu memperhatikan baik-baik, Ibu akan melihat bahwa permainannya sekarang menunjukkan apa yang telah ia pelajari, dan terus dipelajari, tentang bagaimana segala sesuatu bekerja. Ia memiliki pemahaman yang kuat tentang konsep bahwa tidak semua yang tidak terlihat olehnya berarti benar-benar tidak ada, atau “object permanence”,  maka ia  dapat mulai bermain permainan seperti cilukba atau petak umpet karena kini ia mengerti bagaimana cara kerjanya. Ia suka mencari benda tersembunyi. Ibu juga akan mulai melihat tanda-tanda ia main berpura-pura karena ia kini memiliki banyak konsep kegiatan yang berbeda bahkan ketika ia tidak ikut melakukannya. Ia mungkin berpura-pura tidur, misalnya. Ia belum memiliki konsep waktu seperti orang dewasa. Ia tidak tahu apa arti “kemarin”, “besok”, atau “dalam 15 menit”, tapi pengertiannya terhadap rutinitas yang Ibu jalankan memungkinkan dirinya untuk mulai memahami bahwa suatu hari memiliki alur tertentu dan terdapat urutan untuk kegiatan yang terjadi, makan malam diikuti dengan waktu tidur, misalnya.

Perkembangan Motorik

 

Berikan ruang yang aman untuk si kecil! Karena banyak anak yang berdiri sendiri antara 11 dan 12 bulan. Kemudian, setelah merambat untuk beberapa lama, dimana si kecil berjalan dengan berpegangan pada perabotan sebagai tumpuan, mereka mungkin mengambil langkah-langkah pertamanya tanpa bantuan pada usia 12 hingga 13 bulan. Pada awalnya akan banyak gerakan tertatih-tatih dan tak seimbang, dan tentu ia akan terjatuh pula. Ibu perlu bersiap untuk menghiburnya bila ia jatuh dan menangis. Kebanyakan anak memperoleh keseimbangan dan berjalan cukup baik pada usia 14 hingga 15 bulan, dan mereka bahkan akan bisa berhenti, membungkuk atau jongkok, dan kemudian mulai berjalan lagi. Tetapi, sebagian anak belum mulai berjalan saat usia 16 hingga 17 bulan, dan itu juga tergolong normal. Sebagian anak lainnya berjalan berjinjit untuk sementara waktu karena mereka sedang melatih keterampilan baru tersebut.

Perkembangan Komunikasi

 

Seiring dengan kemampuan untuk berjalan, masa batita juga akan menghadirkan kemampuan berbicara. Kebanyakan anak di usia ini mulai mengeluarkan beberapa kata dengan jelas seperti “Ma ma,” “Pa pa,” atau sebutan lain bagi Ibu dan ayahnya, dan kata-kata, atau upaya menirukan kata yang sering mereka dengar: “uh-oh,” “jangan”, “da-dah,” “tidak,” “mam” untuk "makan”. Namun tahapan perkembangan berbahasa memiliki banyak variasi, sehingga ukuran “normal” tergolong luas. Jangan mengabaikan apa yang diutarakan si kecil tanpa menggunakan kata-kata. Ia mungkin sudah menjadi ahli komunikasi nonverbal sekarang ini, seperti menggunakan geraman, mengerutkan wajah, dan senyuman, juga menyentuh bibirnya untuk menunjukkan rasa lapar, melempar benda karena kesal, dan mengarahkan jari telunjuk untuk menunjukkan rasa ingin tahu. Si kecil sedang mencoba untuk berbagi banyak hal dengan Ibu.

Perkembangan Sosial

 

Si kecil pada masa batita awal ini semakin menyadari bahwa ia adalah individu yang terpisah dari Ibu. Misalnya, ia tahu ia tidak suka kacang polong, namun Ibu suka. Ia ingin melakukan hal-hal yang Ibu coba cegah. Akibatnya, meskipun ia kini lebih dekat pada Ibu daripada sebelumnya untuk mencari rasa aman di tengah dunia yang penuh dengan wajah serta pengalaman asing, ia juga menolak Ibu jika Ibu menghalanginya melakukan sesuatu. Keterampilan yang baru dan dorongan yang kuat membuat ia kini semakin sibuk menjadi seorang penjelajah, namun ia memiliki pengertian minim akan apa yang tidak aman atau di luar kemampuannya. Jadi dari hal ini ia belajar banyak tentang rasa kesal atau frustrasi. Reaksi-reaksi ini sungguh normal untuk usianya. Berikan si kecil sebanyak mungkin cara yang aman untuk merasakan kebebasan dalam melakukan berbagai hal dan menghiburnya tanpa terlalu ikut campur membantunya menangani situasi tertentu.