Bagaimana Anda bisa mengajar balita Anda untuk berbicara?

 

Ketika Ibu bicara pada si Kecil

Ibu memberikan suatu bentuk stimulasi yang penting untuk perkembangan bahasanya. Ibu juga mengaktifkan area pendengaran dan sosial dari otak si kecil. Itulah mengapa para ahli menganjurkan orang tua untuk sebanyak mungkin berbicara dengan si kecil, bahkan saat interaksi biasa seperti saat mengganti popok.

Gumaman pertama beserta suku kata yang berulang

(“aaah-aaah-aaah”) adalah beberapa petunjuk awal bahwa perkembangan otak tengah terjadi. Pada awalnya, apa yang keluar dari mulut si kecil seperti terdengar acak, sejalan dengan ia belajar untuk membentuk bunyi tertentu. Namun, semakin lama ia akan mampu membuat berbagai bunyi dengan teratur. Si kecil menggunakan celotehan ini untuk mendapatkan perhatian Ibu dan untuk mengekspresikan rasa senang ataupun rasa tidak senang, dengan cara yang sama yang akan ia gunakan dengan bahasa yang sesungguhnya di kemudian hari.

Diperlukan waktu setidaknya satu tahun atau lebih

agar seluruh aktivitas motorik syaraf dan mulut dapat mengartikan sebuah kata yang sebenarnya (menyusun kata, kalimat, dan percakapan).

Bagaimana jika balita Anda tidak sedang berbicara?

 

Si kecil  memperhatikan Ibu dan orang-orang di sekitarnya dengan cermat

Semua  ia lakukan sambil mempelajari pola-pola percakapan manusia. Ia mungkin belum mengucapkan kata-kata yang akan Ibu kenali sampai nanti di ulang tahunnya yang pertama. Tapi seluruh celotehan yang Ibu dengar merupakan dasar untuk berbicara. Kemampuan berbicara akan terus berkembang secara bertahap selama kurun waktu tertentu.

Ibu sedang tidak mengkhayal

Mendengar bahwa suara celotehan si kecil yang berusia 6 bulan terdengar seperti kata-kata dan kalimat sebenarnya. Celotehan bayi mengikuti ritme dari kalimat dan bahkan pertanyaan dengan naiknya nada di bagian akhir kalimat. Si kecil juga akan berceloteh sedikit, kemudian berhenti sebentar menunggu respon Ibu, lalu mengatakan sesuatu yang lain, persis seperti dalam percakapan nyata. Hal ini bukanlah sesuatu yang tidak disengaja.

Sebenarnya, si kecil mulai belajar

Mengenai bahasa ketika masih berada dalam kandungan. Pada saat lahir, otak si kecil mampu mengenali pola bicara manusia, seperti intonasi suara. Namun si kecil tidak langsung bicara karena ia membutuhkan waktu untuk mengembangkan jaringan otak yang akan mengenali semua suara yang berbeda dan juga kombinasi suara. Yang juga membutuhkan waktu adalah penguasaan kemampuan gerak mulut yang rumit, yang terlibat dalam artikulasi bunyi dan kata. Bahasa hanyalah satu contoh yang menunjukkan bagaimana otak bertindak sebagai pusat komando terhadap kumpulan yang berbeda-beda dari berbagai kemampuan dalam masa perkembangan.