Setiap Moms pasti ingin anaknya tumbuh cerdas. Tak heran berbagai cara terbaik pun dilakukan agar kecerdasan si Kecil optimal. Misalnya, sejak dini sudah mengikuti baby class atau sekolah untuk bayi hingga memberikan permainan sensori untuk menstimulasi kecerdasan anak. Apakah Anda salah satunya, Moms?

Namun meski sudah melakukan berbagai cara terbaik, nyatanya, survei Enfagrow dan kumparan melibatkan 403 responden terkait support Moms terhadap perkembangan anaknya, mengungkapkan, 69 persen Ibu di Indonesia merasa belum yakin sudah memberikan yang terbaik untuk buah hatinya, terutama mereka yang masih memiliki balita.

Kecerdasan IQ anak

Pasalnya, untuk mengetahui apakah kita sudah memberikan yang terbaik untuk si kecil bisa dilihat dari kecerdasan Intellectual Quotient (IQ). Kecerdasan ini merupakan bentuk kemampuan individu untuk berpikir, mengolah, dan menguasai lingkungannya secara maksimal serta bertindak secara terarah. Kecerdasan ini juga digunakan untuk memecahkan masalah logika maupun strategis yang juga dibutuhkan di masa depan.

Ya Moms, biasanya, untuk mengukur kecerdasan IQ anak, orang tua akan mengajak si kecil untuk mengikuti tes. Dikutip Very Well Mind, tes IQ anak adalah sebuah penilaian yang bertujuan untuk mengukur berbagai kemampuan kognitif anak yang dilihat dari skor sebagai ukuran kemampuan dan potensi intelektual individu. Skor tes IQ yang berada di bawah 70 dianggap IQ rendah, sedangkan skor di atas 140 menunjukkan IQ tinggi.

Sayangnya, tes IQ baru bisa dilakukan bila anak sudah berusia 5 tahun, Moms. Di bawah usia itu hasilnya mungkin tidak akurat dan bahkan dapat berubah seiring bertambahnya usia. Sebagai gantinya, Anda bisa mengamati tanda-tanda awal kecerdasan IQ anak lewat aktivitas hariannya.