Mendengar suara si Kecil selalu menyenangkan, ya! Apalagi, jika ia sudah bisa merespon apa yang ada di sekelilingnya, termasuk saat Ibu mencoba mengajaknya berbicara. Berbagai macam suara bayi pun menjadi salah satu tolak ukur bagaimana perkembangan otak si Kecil sangat baik.

Ternyata, cara si Kecil berkomunikasi tak hanya melalui tangisan, lho! Si Kecil juga bisa menunjukkan reaksi terhadap sekelilingnya melalui 6 cara di bawah ini. Istimewanya, keenamnya memiliki arti yang berbeda.

Agar Ibu tak salah menangkap respon si Kecil, simak ulasannya berikut ini , ya, Bu!

 

1. Menjerit

 

Tahukah Ibu? Jeritan biasanya ditunjukkan si Kecil saat sedang riang gembira, lho! Coba deh, kita sadari, saat kita bersenda gurau dengan si Kecil. Jika si Kecil menyukainya, si Kecil akan menunjukkan ekspresi kegirangan disertai dengan suara yang melengking kencang!

Apabila Ibu sudah menemukan hal ini pada si Kecil, terus respon agar kegembiraannya terus berlanjut ya, Bu. Meskipun si Kecil belum sepenuhnya memahami apa yang Ibu katakan, namun si Kecil sudah bisa mengerti nada bicara serta mimik wajah Ibu yang sama gembiranya. Seru sekali, ya!

Respon Ibu saat si Kecil kegirangan ternyata punya peran penting, lho. Salah satu diantaranya adalah membuat si Kecil mengenali perasaan gembira serta mempelajari ritme percakapan yang menyenangkan. Meski begitu, menjerit juga bisa menjadi salah satu tanda si Kecil tidak nyaman. Hal ini umumnya terjadi apabila si Kecil tidak nyaman dalam waktu yang terlalu lama dan disertai dengan tangisan.

2. Mendengkur

 

Mendengkur atau mendengus ditandai dengan bunyi napas yang keluar dari mulut si Kecil, contohnya seperti saat si Kecil akan buang air besar. Namun, mendengkur atau mendengus juga bisa menjadi tanda bahwa si Kecil sedang bosan lho, Bu! Dilansir dari laman Parents, mendengkur adalah salah satu tanda bayi menyampaikan apa yang tidak bisa ia katakan.

Saat bayi mendengkur, sebaiknya Ibu mulai mencari suasana baru untuk si Kecil mulai dari aktivitasnya, posisinya, ataupun suhu ruangannya.

3. Menggeram

 

Si Kecil sudah bisa menggeram dengan bunyi "Grrr..."? Ya! Ini adalah salah satu tanda si Kecil marah dan tidak senang, lho! Meski masih belum lancar berbicara, namun perkembangan otak dan saraf si Kecil sudah berjalan baik, lho. Itulah mengapa si Kecil bisa merespon sesuatu dengan rasa marah. Misalnya saat sedang dalam posisi keinginannya tidak terpenuhi.

4. Tertawa

 

Pernah mendengar si Kecil tertawa cekikikan, Bu? Suaranya sangat lucu, ya! Siapa sangka, tawa bayi ternyata merupakan respon fisik terhadap sesuatu yang membuatnya menggelitik, seperti mengusap-usap perutnya, meniupkan udara di dadanya, atau menggelitik lutut si Kecil.

Seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan bayi untuk merespon tentu akan semakin baik. Tertawa juga bisa menjadi salah satu tanda si Kecil bisa menikmati tingkah atau mimik jenaka lawan bicaranya. Menarik sekali, ya, Bu!

5. Mendesah

 

Ternyata, mendesah mengartikan si Kecil nyaman dan rileks, lho, Bu! Respon ini bahkan diperlihatkan si Kecil sejak beberapa minggu pertama sejak kelahirannya di dunia. Menghadapi reaksi bayi yang satu ini, Ibu bisa terus mengajaknya berinteraksi untuk memberikan afirmasi bahwa si Kecil selalu ada dalam posisi yang nyaman.

6. Berceloteh

 

Ini adalah respon bayi yang paling menggemaskan! Biasanya, si Kecil mulai berceloteh dengan bahasanya sendiri sejak usia 4 bulan. Semakin bertambah usianya, semakin banyak suara vokal dan konsonan yang dikeluarkan. Ternyata, arti celotehan si Kecil adalah keinginannya untuk diperhatikan dan diajak bicara lho, Bu! Jadi, saat si Kecil sudah mulai mengoceh, segera tanggapi untuk berinteraksi dengan si Kecil ya, Bu!

Dorong kemampuan si Kecil untuk mengeksplorasi beragam nada dan pelafalan kata. Misalnya, saat si Kecil mulai mengoceh "muh", bantu si Kecil mengarahkan celotehannya untuk menyebut kata "ma ma". Hal ini juga bisa Ibu lakukan sambil memperkenalkan bayi pada lingkungan sekelilingnya.

Semakin banyak interaksi yang Ibu ciptakan saat si Kecil berceloteh, akan berpengaruh baik pada kemampuan bicaranya saat dewasa nanti, lho, Bu! Termasuk, menjadi cepat tanggap pada bahasa atau perkataan yang ia dengar.

 

Peran aktif orang tua untuk melatih si Kecil lancar bicara

 

Cara bayi merespon kondisi sekitar merupakan salah satu ciri perkembangan otak serta sarafnya telah bekerja. Hal ini termasuk salah satu tanda potensi kecerdasan si Kecil dalam berkomunikasi.

Ibu dapat melatih kecerdasan ini agar si Kecil dapat mengekspresikan, merespon, serta mengajaknya berinteraksi. Ada beberapa cara untuk melatih kecerdasan komunikasi si Kecil, diantaranya:

1. Mengajaknya berbicara

 

Meskipun si Kecil tidak terlalu aktif berceloteh, Ibu bisa mengajaknya berbicara dengan memperkenalkan kondisi sekitar atau menanggapi sesuatu. Hal ini sangat efektif untuk merangsang kemampuan bicaranya.

2. Bonding

 

Manfaatkan waktu berkualitas untuk memperkuat ikatan emosional antara Ibu dengan si Kecil. Adanya kekuatan emosional tentu akan membuat si Kecil lebih nyaman untuk berinteraksi dengan Ibu setiap harinya. Bonding bisa Ibu dapatkan dari momen istirahat bersama, bermain bersama, ataupun saat menyusui. Kedekatan emosional antara Ibu dan bayi juga dapat mempengaruhi kecerdasan emosi dan kognitif si Kecil kelak, lho.

3. Membiasakan si Kecil berinteraksi dengan orang lain

 

Hal ini akan membantu si Kecil mengarahkan emosinya serta membuatnya menjadi cepat tanggap terhadap apa yang ada di sekelilingnya. Ibu bisa mengarahkan si Kecil berinteraksi dengan orang lain selain Ibu, dimulai dari orang-orang terdekat yang ada di rumah. Psst, hal ini juga akan membuat si Kecil tumbuh menjadi pribadi yang ramah dan tidak pemalu, lho!

4. Bermain secara interaktif

 

Latih kepekaan si Kecil untuk berekspresi melalui suara dengan memainkan games interaktif! Pilih permainan yang mengeluarkan suara dan membutuhkan ketangkasan si Kecil sehingga ia dapat mengekspresikan rasa senang, kesulitan, bingung, dan riang. Faktanya, permainan apapun bisa menjadi interaktif kok, Bu! Tergantung bagaimana Ibu bisa mengemasnya.

5. Memenuhi kebutuhan nutrisi seimbang

 

Salah satu faktor yang dapat memaksimalkan potensi kecerdasan si Kecil adalah nutrisi yang baik untuk tubuhnya. Omega 3 dan omega 6 terbukti sebagai nutrisi yang mampu mengoptimalkan sistem kerja otak bahkan sejak bayi masih di dalam kandungan. 1000 hari pertama sejak si Kecil lahir adalah masa emas bagi tumbuh kembangnya. Segala upaya yang Ibu lakukan pada masa ini, akan berpengaruh pada masa depan si Kecil kelak!