Tahukah Ibu, bahwa menurut penelitian anak-anak dengan kecerdasan emosional yang lebih tinggi akan berkembang menjadi anak yang fokus, lebih terlibat di sekolah, memiliki hubungan yang lebih positif, dan lebih berempati saat ia bertambah dewasa? Selain mengembangkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dipercaya sebagai salah satu faktor penting yang harus dikembangkan si Kecil sejak dini.  

Istilah kecerdasan emosional pertama kali muncul pada tahun 1990 dan didefinisikan sebagai sebagai kemampuan untuk mengekspresikan, mengontrol dan merasakan emosi. Kecerdasan emosional ini berpengaruh pada perhatian, ingatan, dan cara si Kecil belajar. Kecerdasan emosional bahkan mempengaruhi kemampuan si Kecil untuk membangun hubungan dengan orang lain. Para ahli pun menyatakan bahwa kecerdasan emosional atau yang biasa disebut EQ memiliki hasil terukur seperti halnya IQ. 

Karena kecerdasan emosional yang tinggi terbukti berpengaruh pada kemampuan membangun hubungan positif serta kesuksesan karir seseorang, IQ atau kecerdasan intelektual tak lagi jadi tolak ukur satu-satunya bagi si Kecil yang terlahir di generasi ini untuk tumbuh sukses. Agar tumbuh sukses saat beranjak dewasa, kecerdasan emosional si Kecil perlu diperhatikan dan dikembangkan sejak dini.  

Tidak seperti kecerdasan intelektual yang merupakan bawaan lahir, kecerdasan emosional adalah sesuatu yang harus dipelajari si Kecil. Disinilah peran orang tua sangat penting agar perkembangan kecerdasan emosional anak optimal. Adapun beberapa hal yang bisa Ibu dan Ayah lakukan untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak antara lain: 

1. Mengajari cara mengenali emosi

Tak seperti orang dewasa, anak kecil masih kesulitan untuk mengeksplorasi emosinya. Sebagai langkah mengembangkan kecerdasan emosional, ajarilah si Kecil bagaimana mengenali emosi. Misalnya ketika si Kecil merasakan emosi marah, sedih, atau senang, ajak ia untuk mengungkapkan perasaannya dengan kalimat “Kakak sedih ya makanya menangis?” atau “Kakak sedang bahagia nih, Ibu lihat kakak tersenyum.” 

Baca Juga: Pentingnya Meningkatkan 8 Potensi Kecerdasan si Kecil

2. Mengekspresikan emosi dengan cara yang sesuai 

Anak-anak biasanya belum dapat mengungkapkan emosinya secara verbal. Wajar jika mereka berteriak atau membanting mainan ketika merasakan emosi marah atau menangis tak henti ketika sedih. Ibu bisa mengajarkan si Kecil mengekspresikan emosinya lewat kata-kata. Ajarkan si Kecil jika ia merasa marah, misalnya, untuk menggunakan kata-kata “Kakak marah karena diganggu saat main”

3. Mengajarkan bagaimana cara mengelola emosi

Mengelola emosi bukanlah hal yang mudah, bahkan orang dewasa pun terkadang sulit melakukannya. Agar kecerdasan emosionalnya berkembang, si Kecil harus memahami cara mengelola emosi yang baik. Misal ketika ia marah dan jadi agresif, ajak anak untuk berdiam diri selama 1-2 menit agar ia tenang sebelum mengajak si Kecil berbicara tentang hal yang mengganggu perasaannya. 

Selain membantu si Kecil mengembangkan kecerdasan emosional lewat beberapa cara tadi, Ibu juga bisa bantu dukung kecerdasan si Kecil dengan memberikan New Enfagrow A+ MFGM Pro. Dengan dua kali manfaat MFGM dan DHA yang bantu perkembangan koneksi sel otak, New Enfagrow A+ MFGM Pro mendukung kecerdasan si Kecil. Jadi kecerdasan intelektual dan emosional si Kecil berkembang dengan seimbang.

Kecerdasan emosional yang berkembang baik akan mendukung si Kecil tumbuh menjadi orang yang pintar sekaligus memiliki kemampuan mengelola emosi secara efektif. Hal ini akan membantunya terhindar dari kemungkinan terjebak oleh masalah yang disebabkan oleh emosi di masa depan. Jadi pastikan Ibu membantu si Kecil mengembangkan kecerdasan emosionalnya sejak dini, ya.

 

Sources:

  1. Raver, C.C., P.W. Garner, & R. Smith-Donald. 2007. “The Roles of Emotion Regulation and Emotion Knowledge for Children’s Academic Readiness: Are the Links Causal?” In School Readiness and the Transition to Kindergarten in the Era of Accountability, eds. R.C. Pianta, M.J. Cox, & K.L. Snow, 121–47. Baltimore, MD: Brookes
  2.  Salovey P, Mayer JD. Emotional Intelligence. Imagination, Cognition and Personality. 1990;9(3):185-211. https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.2190/DUGG-P24E-52WK-6CDG
  3. Salovey P, Grewal D. The Science of Emotional Intelligence. Current Directions in Psychological Science. 2005;14(6):281-285. https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1111/j.0963-7214.2005.00381.x?
  4.  Rivers, S.E., M.A. Brackett, M.R. Reyes, J.D. Mayer, D.R. Caruso, & P. Salovey. 2012. “Measuring Emotional Intelligence in Early Adolescence With the MSCEIT-YV: Psychometric Properties and Relationship With Academic Performance and Psychosocial Functioning.” Journal of Psychoeducational Assessment 30 (4): 344–66.