Perkembangan otak si Kecil terjadi sangat cepat. Si Kecil akan terus bereaksi dan beradaptasi, serta mengembangkan ide berdasarkan kejadian-kejadian yang ia alami

Selain membekali si Kecil dengan pengetahuan akan fakta, angka-angka serta teori, unsur lain seperti pembelajaran sosial dan emosional juga harus turut serta dalam proses pertumbuhan si Kecil, baik di sekolah, dengan guru dan teman, atau di rumah dengan kerabat dekat.

Ketika Ibu dan Ayah mengajarkan si Kecil tentang kecerdasan emosional, seperti bagaimana mengenali perasaannya, memahami dari mana ia berasal dan mengenali bagaimana cara menghadapinya, artinya Ibu dan Ayah sedang mengajarkan keterampilan penting untuk kesuksesan dalam hidup.

Fakta bahwa anak-anak saat ini menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar komputer dan smartphone, mengobrol dengan teman (dan bahkan orang asing) di jejaring sosial, bahkan menciptakan kebutuhan yang lebih besar, yaitu mengembangkan kecerdasan emosional, sejak usia dini.

Bagaimana cara mendukung si Kecil mengembangkan kecerdasan emosionalnya

Ketika Ayah dan Ibu mengajarkan kecerdasan emosional si Kecil, ia akan belajar bagaimana menangani perasaannya dengan cara yang sehat, bagaimana menyelesaikan konflik secara positif dan membuat keputusan yang bertanggung jawab. Pada akhirnya kemampuan ini akan membantu si Kecil menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.

Psikolog Daniel Goleman mendefinisikan emotional intelligence (EI) atau emotional quotient (EQ) sebagai kombinasi dari lima hal:

  1. Kesadaran diri: mengenali emosi sendiri
  2. Pengaturan diri: mampu mengatur dan mengendalikan bagaimana bereaksi terhadap emosi sendiri
  3. Motivasi internal: memiliki pemahaman tentang apa yang penting dalam hidup dan menggunakannya untuk menetapkan dan mencapai tujuan
  4. Empati: memahami emosi orang lain
  5. Keterampilan sosial: mampu membangun interaksi secara tepat dengan orang lain dalam berbagai keadaan

Jika si Kecil menerima sangat sedikit dukungan emosional di rumah, ia mungkin menjadi rentan terhadap tekanan teman sebaya, kekhawatiran dan kecemasan. Si Kecil mungkin mengatasi kecemasan dan ketakutannya dengan menyembunyikannya di balik ketangguhan. Hal ini dapat menyebabkan mereka berubah menjadi pengganggu atau menjadi orang yang kurang berprestasi dan memiliki motivasi rendah.

Inilah yang dapat kita lakukan untuk membantu mengembangkan EQ si Kecil:

  • Bantu si Kecil mengenali emosinya

Hindari menilai atau mengkritik emosi si Kecil. Tidak memperlakukannya sebagai hal yang sepele. Bantu ia untuk memahami apa yang dirasakan dan mengapa. Biasakan untuk mengenali dan menamai emosi saat muncul. Misalnya, ketika si Kecil merasa kesal atau putus asa, mintalah ia untuk menggambarkan apa yang dirasakan atau minta untuk menuliskan atau menggambarnya. Lakukan hal sama untuk emosi yang baik juga.

  • Sering mengobrol

Sebagian besar waktu, bahkan orang dewasa mengalami kesulitan menangani emosi, sehingga dapat menjadi tantangan saat mengajarkan si Kecil. Tidak ada orang yang sempurna, tetapi ingat, sebagai orang tua, tugas kita adalah mengajari anak-anak untuk mengendalikan emosinya.

  • Ajarkan empati

Kecerdasan emosional dimulai dengan bersikap empati kepada anak sendiri. Amati apa yang terjadi dalam kehidupannya dan tunjukkan antusiasme dalam minat si Kecil.

Sangat penting untuk menjaga fokus Ibu atau Ayah pada si Kecil ketika berdiskusi. Hindari melakukan hal lain saat sedang quality time dengan si Kecil. Selain itu, membaca bersama adalah waktu yang tepat bagi orang tua dan anak untuk fokus. Ambil kesempatan untuk mendiskusikan bagaimana perasaan karakter cerita secara emosional untuk membantu mendorong perkembangan kecerdasan emosional.

Si Kecil yang merasa didengarkan dan dihargai cenderung menunjukkan belas kasih, rasa hormat, dan empati kepada orang lain.

  • Penuhi kebutuhan emosional si Kecil: Berusahalah untuk mengembangkan ikatan yang kuat dengan si Kecil. Membimbing si Kecil melalui saat-saat sulit akan memperdalam kepercayaan, membantunya merasa aman dan lakukan perkembangan kecerdasan emosional yang positif.
  • Ajarkan pemecahan masalah: Tunjukkan pada si Kecil bahwa setiap masalah memiliki solusi jika ditangani dengan kesabaran. Fokus pada hal positif dan pikirkan cara agar situasi negatif dapat diperbaiki. Perlakukan kegagalan sebagai kesempatan untuk berbuat lebih baik di lain waktu. Ajari si Kecil untuk belajar dari masa lalu dan terus bergerak menuju masa depan.
  • Beri si Kecil nutrisi yang tepat: Ibu dan Ayah mungkin tidak menyadari bagaimana pola makan mempengaruhi kecerdasan emosional si Kecil, tetapi nutrisi memainkan peran penting dalam perkembangan otaknya. Peran nutrisi ini juga sangat penting untuk pengaturan emosi mereka.

Si Kecil yang mengembangkan EQ tinggi lebih mungkin untuk menumbuhkan hubungan positif, berkomunikasi secara efektif, menyelesaikan konflik, mengatasi situasi sulit dan mudah mengelola stres. Ketika si Kecil memasuki usia dewasa, kecerdasan emosionalnya yang tajam dapat membantunya menjadi lebih bahagia dan lebih sehat dalam karier dan hubungan mereka.

Maka dari itu, berikan si Kecil nutrisi terbaik untuk mendukung masa pertumbuhannya. Enfagrow A+ MFGM Pro dengan DHA lebih tinggi* bantu lengkapi nutrisi si Kecil. Bantu penuhi nutrisinya dengan 3 gelas Enfagrow MFGM Pro setiap hari. Yuk Bu, bantu kembangkan kecerdasan akademis dan emosional si Kecil.

Gabung di Enfamama A+ Club untuk mendapatkan info seputar perkembangan si Kecil, spesial promo, sampel gratis, saran dari ahli dan banyak lagi!

*35 mg per saji, dibandingkan dengan product Mead Johnson sejenis

 

Sumber: