Kolik adalah kondisi ketika bayi menangis terus-menerus hingga berjam-jam dan sulit ditenangkan bahkan dengan cara apapun. Salah satu penyebab kolik pada anak diduga adalah gangguan pencernaan seperti perut kembung, penumpukan gas, atau rasa tidak nyaman di perut. Nah, meskipun umumnya tidak berbahaya, kolik perlu diatasi dengan tepat agar tidak sampai mengganggu tumbuh kembangnya.

Karena belum bisa berbicara, Si Kecil umumnya akan berkomunikasi melalui tangisan. Namun, rewel, atau yang biasa disebut juga menangis berlebihan tanpa sebab yang jelas bisa menjadi tanda ia mengalami kolik.

Biasanya, kolik ditandai dengan bayi menangis berlebihan bahkan bisa berlangsung hingga lebih dari 3 jam sehari, meski ia telah cukup disusui atau diganti popoknya. Nah, agar tidak sampai mengganggu pertumbuhan bayi, kondisi ini perlu diatasi dengan tepat.

Penyebab Kolik pada Bayi

Kolik adalah kondisi yang cukup sering terjadi pada bayi, bahkan pada bayi yang tampak sehat sekalipun. Salah satu penyebab utama kolik diduga adalah karena sistem pencernaan bayi yang belum berkembang secara optimal, terutama pada usia di bawah 2 tahun.

Karena fungsi sistem pencernaan bayi masih terus berkembang, produksi enzim pencernaan belum sepenuhnya sempurna, sehingga nutrisi tertentu seperti protein terkadang tidak bisa dicerna dengan baik. Proses ini bisa menyebabkan fermentasi di saluran cerna yang memicu penumpukan gas dan rasa tidak nyaman, lalu bermanifestasi dalam bentuk kolik. Ketika merasa tidak nyaman, bayi bisa menunjukkan beberapa tanda selain terus-menerus menangis, seperti tampak kesakitan, menarik kaki ke arah perut, sampai mengepalkan tangan.

Cara Mengatasi Kolik pada Bayi 

Meskipun umumnya tidak berbahaya, kolik perlu diatasi dengan lembut dan penuh perhatian agar bayi bisa kembali merasa nyaman dan berhenti menangis. Hal ini dikarenakan kolik yang terjadi terus-menerus berisiko merusak pola makan dan tidur bayi.

Kedua hal ini bisa menghambat tumbuh kembang bayi, khususnya perkembangan saraf dan otak. Nah, dengan mengatasi kolik dengan telaten, Moms juga turut mendorong tumbuh kembang Si Kecil yang optimal.

Berikut adalah beberapa cara mengatasi kolik pada bayi yang bisa diterapkan:

• Saat Si Kecil menangis, selimuti dirinya dengan bedong dari kain lembut. Moms juga bisa memeluknya untuk memberikan sentuhan kulit langsung agar ia lebih tenang.
• Tenangkan Si Kecil dengan bersenandung pelan sambil menggendongnya.
• Terapkan kebiasaan minum susu secara perlahan agar Si Kecil tidak gumoh karena kekenyangan, misalnya dengan menggunakan dot berlubang kecil agar bayi tidak menelan susu terlalu cepat.
• Susui Si Kecil dalam posisi tegak untuk mencegahnya gumoh maupun kembung.
• Terus berikan Si Kecil ASI karena ASI adalah yang terbaik untuk bayi. ASI juga mengandung pre-digested protein yang lebih mudah dicerna, sehingga tidak terlalu menimbulkan fermentasi.

Bila kolik pada bayi masih sulit diatasi meskipun Moms telah menerapkan cara-cara di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter ya, terutama bila bayi juga mengalami demam, muntah, atau diare. Moms juga bisa berkonsultasi via chat untuk mendapatkan saran yang tepat dan cepat.

Referensi: 

• Indrio, et al. (2023). Infantile Colic and Long-Term Outcomes in Childhood: A Narrative Synthesis of the Evidence. Nutrients, 15(3), pp. 615.
• Pittner, et al. (2023). Sleep Across The First Year Of Life Is Prospectively Associated With Brain Volume In 12-Months Old Infants. Neurobiology Of Sleep And Circadian Rhythms, 14, pp. 100091.
• Rahayu, D. T. (2022). Effect of Infant Massage on Sleep Quality Of Baby 3-6 Months. Journal of Applied Nursing and Health, 4(2), pp. 224-230.
• Vandenplas, et al. (2022). Partial Hydrolyzed Protein as a Protein Source for Infant Feeding: Do or Don't?. Nutrients, 14(9), pp. 1720.