Lebih Mudah Belajar Bahasa Daripada Orang Dewasa

Mengapa Bayi Lebih Mudah Belajar Bahasa Daripada Orang Dewasa

Seperti kebanyakan orangtua lainnya, tentu Ibu sangat yakin bahwa si kecil adalah seorang anak jenius, berapapun usianya. Namun tahukah Ibu bahwa ia mulai belajar bahasa saat ia masih berada di dalam kandungan? Atau, bahwa ia telah memanfaatkan kemampuan statistik bawaan untuk melakukannya? Penelitian baru tentang mengapa bayi lebih mudah belajar bahasa daripada orang dewasa, menyoroti  bahwa otak bayi dan peran penting orangtua dalam pembelajaran bahasa.

Semuanya Tentang Suku Kata

Sejak lama, para peneliti telah mengetahui bahwa bayi yang baru lahir bisa membedakan bahasa, bahkan suku kata. Untuk mengetahui apakah bayi dapat mengembangkan kemampuan mereka sejak di dalam rahim ibunya, para ilmuwan mengukur bagaimana respon saraf 12 bayi prematur terhadap bahasa lisan. Para peneliti menemukan bahwa bayi dapat membedakan suku kata ’ba‘ dan ’ga’, serta mereka bisa membedakan suara laki-laki dan perempuan meskipun otak mereka belum terbentuk sepenuhnya. Penelitian yang dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Science menunjukkan bahwa otak bayi secara alami akan berfungsi untuk memproses bahasa.

Memperkaya si kecil dengan berbagai suku kata sangat penting untuk penguasaan bahasa, karena bayi perlu mempelajari mana suku kata yang memiliki makna dalam bahasa asal yang digunakan Ibu mereka, dan mana yang tidak. Manusia dewasa dapat menghasilkan 800 suara konsonan dan vokal, tapi sebagian besar bahasa yang ada hanya mencakup sekitar 40 suara yang kemudian dipadupadankan untuk membentuk berbagai kata. Menurut review jurnal Mind, Brain and Education, pada awalnya si kecil dapat mengenali 800 suara sehingga ia terbuka untuk belajar berbagai bahasa yang ada di dunia.

Si kecil dapat membedakan suara yang penting dalam bahasa asal yang digunakan Ibunya, atau bahasa-bahasa lainnya, dengan memanfaatkan bagian komputasi otak untuk melacak 800 suara dan mencari suara mana yang paling sering digunakan secara otomatis. Hal ini melibatkan banyak perhitungan sehingga si kecil memerlukan waktu sekitar 6 bulan sampai 1 tahun untuk mencari suku kata yang tepat. Para peneliti percaya bahwa gaya bicara yang biasa digunakan orangtua ketika berbicara dengan si kecil (baby talk), yang biasa digunakan orangtua di seluruh dunia kepada anak mereka, dapat membantu si kecil mengenali suara mana yang relevan karena penekanan pada suku kata yang penting sehingga si kecil lebih mudah untuk memahaminya.

Kembali ke Suara

Setelah si kecil menemukan suku kata yang sesuai, ia akan mulai fokus hanya pada suara yang diperlukannya untuk memahami bahasa yang digunakan Ibunya, dan mengabaikan suara dalam bahasa lainnya. Penyesuaian yang dilakukan (self-editing) ini membantunya untuk belajar berbicara dengan konsentrasi pada suku kata yang diperlukan untuk membentuk kata-kata dan memberi makna pada kata-kata tersebut. Hal yang sedikit merugikan adalah saat si kecil kurang memperhatikan suku kata bahasa asing, maka mereka akan kehilangan kemampuan untuk memahami bahasa asing. Akibatnya, jika saat dewasa nanti ia ingin mempelajari suatu bahasa baru, ia harus berusaha lebih keras dibandingkan dengan anak lainnya.

Yang mungkin dapat Ibu lakukan untuk menjaga kesempatannya dalam belajar bahasa asing adalah dengan terus memperkenalkan bahasa asing kepada si kecil, bahkan jika bahasa tersebut bukan bahasa yang digunakan sehari-hari di rumah. Penelitian yang dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, menemukan bahwa anak berusia 9 bulan yang mengikuti 12 sesi berdurasi 25 menit bersama penutur asli bahasa Mandarin, mereka kemudian tidak hanya bisa membedakan suku kata Mandarin, tapi juga bisa mempertahankan kemampuannya ini sampai 12 hari (meskipun tidak diketahui sampai kapan kemampuan tersebut dapat bertahan).

Tapi, tak perlu terburu-buru membeli segunung kaset berbagai bahasa, Bu. Penelitian menunjukkan bahwa bayi-bayi yang diperkenalkan pada bahasa Mandarin dengan mendengar DVD, tidak menunjukkan hasil sama sekali, dibandingkan dengan apabila mereka berinteraksi secara langsung. Menurut para peneliti, bayi menggunakan isyarat visual dan sosial seperti mengikuti tatapan Ibu ke gambar dalam buku yang sedang dibaca bersama, sehingga ia dapat mengenali suara mana yang berguna untuk menunjukkan sesuatu. Yang perlu diingat, setiap kali Ibu mengobrol dengan si kecil, ia akan menyerap segala macam informasi yang ia butuhkan untuk memahami bahasanya meskipun ia belum memiliki kemampuan untuk berbicara.