Setiap orang tua tentu ingin anaknya tumbuh dengan cerdas. Salah satu cara paling awam untuk mengetahui tingkat kecerdasan anak adalah dengan melakukan Intelligence Quotient test atau dikenal dengan tes IQ.

Menurut penelitian yang diterbitkan jurnal Hindawi, tes IQ adalah alat ukur yang dipercaya untuk mengetahui tingkat intelegensi atau kecerdasan anak berdasarkan serangkaian tes yang telah terstandarisasi, Moms. Hingga kini, terdapat dua skala pengukuran yang dapat dijadikan materi dalam tes IQ anak, yaitu Wechsler Preschool and Primary School Intelligence (WPPSI) dan Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC).

Setelah menjalani tes tersebut, si kecil akan mendapatkan hasil berupa skor atau angka- angka. Dilansir Very Well Mind, rata-rata IQ manusia di dunia ini adalah 100 poin. Jika seseorang punya skor IQ lebih dari 100, ia tergolong orang yang jenius dibandingkan rata-rata manusia lainnya. Sementara, jika skor IQ-nya kurang dari 100, artinya mengalami gangguan kognitif.

Ya Moms, itu artinya, semakin tinggi angka tersebut, tingkat kecerdasan anak dianggap semakin baik bahkan bisa mendapat predikat sebagai Gifted Children (GC).

Dilansir laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Psikolog Lewis Teman menyatakan bahwa gifted children sebagai anak dengan kemampuan IQ lebih dari 140, sedangkan ahli lain menyebut gifted children sebagai anak yang mempunyai potensi tinggi dengan kemampuan intelegensi dan atau bakat spesifik di atas kemampuan rata-rata di kumpulan anak umur tersebut.

Sementara itu, National Association for Gifted Children (NAGC) menyatakan bahwa gifted children sebagai anak dengan kemampuan/bakat yang luar biasa pada satu atau lebih jenis intelegensi, yang mencakup bahasa, logis-matematika, spasial, musikal, somato kinetik, interpersonal, dan naturalisme.

Perlukah anak melakukan tes IQ?

Hasil tes IQ dapat memberikan gambaran pada orangtua dalam mengarahkan pendidikan anak agar dapat menggali minat, bakat, dan potensinya secara maksimal. Tak hanya itu, hasil IQ anak juga dapat menjadi pertimbangan bagi orangtua dalam mengembangkan pola asuh dan untuk menentukan pengajaran yang sesuai dengan anak.

Waktu terbaik untuk mengetahui skor IQ pada anak adalah saat mereka berada di antara usia 5 dan 8 tahun. Asosiasi Anak Jenius Amerika (NAGC) bahkan berpendapat anak yang masih berusia di bawah 6 tahun belum perlu menjalani tes IQ karena hasilnya tidak akan akurat.

Namun Anda tak perlu khawatir, Moms. Bila saat ini si kecil masih berada di bawah usia standar untuk mengikuti tes IQ, Anda bisa melihat empat tanda awal kecerdasan IQ si kecil. Dilansir laman IDAI, gifted children pada umumnya sudah terlihat berbeda sejak periode bayi. Mereka tampak lebih aktif dan siaga.

Semakin anak tumbuh, ia juga akan menunjukan tanda-tanda awal kecerdasan lainnya seperti memiliki daya ingat yang kuat, dapat memecahkan masalah, mampu berpikir kritis, dan punya kemampuan berkomunikasi yang baik.

Peran IQ untuk masa depan Anak

Kecerdasan IQ berdampak pada sejumlah kemampuan seseorang dalam beberapa hal yang dapat mempengaruhi kesuksesannya di masa depan. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Elsevier mengungkapkan, orang ber-IQ tinggi memiliki pengaturan atau regulasi diri yang lebih baik daripada orang dengan kemampuan rata-rata.

Selain memiliki pengaturan diri yang lebih baik, sejumlah penelitian lain menunjukkan bahwa orang ber-IQ tinggi juga memiliki kemampuan lain, seperti kontrol diri yang sangat baik, memahami batas kemampuannya, hingga lebih fleksibel.

Sebuah studi yang dilakukan Cornell University, para peneliti menemukan bahwa orang dengan kecerdasan IQ tinggi memiliki kemampuan untuk mengkritik diri sendiri dan menyadari kekurangannya. Hal ini disebabkan orang yang sangat kompeten cenderung meremehkan kemampuannya sendiri.

Bagaimana cara meningkatkan IQ Anak?

Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk mendukung kecerdasan otak si kecil sejak dini dengan memberikan stimulasi yang tepat sesuai usianya. Tidak hanya stimulasi yang tepat, asupan yang dikonsumsi anak setiap hari juga berperan penting dalam mendukung kecerdasan otaknya. Nutrisi anak dibagi menjadi dua, yaitu makronutrien dan mikronutrien.

Makronutrien yakni nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah banyak seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan mikronutrien dibutuhkan dalam jumlah kecil seperti vitamin dan mineral. Meski begitu, mikronutrien ini sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan kerja organ vital, merangsang pembentukan jaringan tubuh, hingga mendukung perkembangan otak anak. Nah, zat gizi ini bisa didapatkan dari berbagai sayur, buah, hingga produk hewani.

Enfagrow A+ MFGM Pro mengandung DHA, Omega 3 & 6, serta multivitamin & mineral untuk bantu dukung kelengkapan nutrisi si Kecil. Apalagi Enfagrow A+ MFGM Pro punya kandungan DHA yang lebih tinggi serta kandungan penting lain seperti Omega 3 dan 6 Zat Besi, zinc, Vitamin C dan Vitamin B1, B2, B3, B6, serta B12. Nutrisi dan stimulasi belajar yang tepat dapat membantu meningkatkan fokus serta keterampilan membaca yang baik, meningkatkan kemampuan belajar, hingga mendukung perkembangan verbal anak, Moms.

Enfagrow A+ MFGM Pro bisa dibeli di minimarket, supermarket, atau official store Enfagrow A+ di e-commerce favorit Anda. Yuk Moms, bantu optimalkan perkembangan IQ si Kecil dengan Enfagrow A+ MFGM Pro dengan DHA lebih tinggi. #HigherIQ #EnfagrowAPlus