Meski terbilang sebagai pendidikan dasar, sistem kurikulum preschool ternyata luar biasa, lho, Bu! Bagaimana tidak, kurikulum ini sangat baik bagi masa-masa emas tumbuh kembang si Kecil.

Faktanya, banyak sekali preschool yang menawarkan kurikulum belajar yang berbeda. Bahkan, beragam jenis kurikulum ini juga diadopsi dari luar negeri lho, Bu!

Penting bagi Ibu untuk mengetahui masing-masing keunggulan dari kurikulum preschool, agar Ibu bisa menentukan sekolah mana yang paling sesuai dengan karakter si Kecil.

Jenis-Jenis Kurikulum Preschool

 

1. Montessori

 

Kurikulum Montessori ini terbilang salah satu yang paling terkenal. Metode belajar ini digagas oleh dokter dan praktisi pendidikan asal Italia, dr. Maria Montessori. Metode Montessori ini menekankan pada konsep kemandirian, di mana si Kecil dapat mengurus segala keperluannya sendiri. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing saja.

Guru akan membimbing dan mengarahkan si Kecil dengan sangat lembut untuk membangun kebiasaan yang baik pada aktivitas si Kecil di sekolah. Selain itu, program belajar yang ditawarkan juga dapat menyesuaikan minat dan bakat yang dimiliki oleh si Kecil, lho, Bu. Montessori dapat menganalisa di mana keunggulan si Kecil dalam belajar. Dengan begitu, Ibu akan lebih mudah mengetahui bagaimana minat dan bakat si Kecil sejak dini.

Metode ini cukup menentang metode pendidikan yang sifatnya struktural dan satu arah. Sebab, kurikulum Montessori melibatkan peran si Kecil dalam proses pencapaian nilai melalui kemandirian serta kreativitasnya.

2. Waldorf

 

Kurikulum ini dibuat oleh seorang filsuf pendidikan asal Austria, Rudolf Steiner. Kurikulum Waldorf terbilang hampir sama dengan Montessori, yang percaya bahwa anak unggul dengan kemampuan belajarnya masing-masing.

Bedanya, kurikulum Waldorf lebih menekankan pada aktivitas otak kanan yang berkaitan erat dengan proses kreatif. Melukis, bernyanyi, bermain, seni peran, bahkan memasak, adalah beberapa contohnya.

Sifat aktivitas dari kurikulum Waldorf adalah keterampilan. Dengan begitu, Ibu bisa mengetahui minat dan bakat bawaan si Kecil untuk terus diasah hingga dewasa kelak.

3. Reggio Emilia

 

Kurikulum Reggio Emilia adalah salah satu kurikulum yang banyak diterapkan oleh sekolah di Amerika Serikat. Kurikulum ini berfokus pada pentingnya komunitas serta ekspresi diri. Guru hanya bersifat sebagai fasilitator dan pembimbing saja, dimana kepemimpinan dan arah belajar sepenuhnya ditentukan oleh anak-anak.

Si Kecil dibebaskan untuk menentukan sendiri tentang tugas-tugas, kegiatan belajar, serta aktivitas tambahan seperti olahraga dan permainan berdasarkan keputusannya sendiri ataupun hasil kesepakatan dengan tim.

Aspek kepemimpinan dan kebebasan menjadi yang terpenting dari kurikulum ini.

4. HighScope

 

HighScope merupakan kurikulum belajar yang digagas oleh Dr. David Weikart, seorang praktisi pendidikan asal Michigan, Amerika Serikat. Kurikulum ini lebih mengedepankan pengembangan sosial dan emosional anak daripada sisi akademiknya saja.

Hampir sama seperti Reggio Emilia, kurikulum HighScope didasarkan pada partisipasi anak-anak dalam belajar. Mulai dari aktif bertanya, pengadaan forum diskusi, story telling, hingga observasi.

Anak-anak yang belajar dengan kurikulum HighScope dapat belajar secara langsung dengan lingkungan mereka, baik dalam lingkup sosial maupun sains. Seru sekali, ya, Bu!

5. Bank Street

 

Kurikulum ini dikembangkan oleh filsuf pendidikan John Dewy. Sistem pendidikan ini menekankan pada eksplorasi pengalaman si Kecil yang dapat meningkatkan kualitas kecerdasannya secara mental, sosial, emosional dan fisik.

Si Kecil dapat menentukan kecepatan belajarnya sendiri, dengan guru berfungsi sebagai pemandu. Jika si Kecil bisa lebih cepat menyelesaikan suatu tahapan pembelajaran, si Kecil bahkan bisa langsung meminta untuk mengejar materi selanjutnya, lho!

6. Parents Cooperation

 

Salah satu kurikulum yang saat ini sedang berkembang, adalah keterlibatan orang tua dalam proses belajar di sekolah. Kurikulum ini percaya bahwa keterlibatan orang tua secara aktif pada aktivitas si Kecil di sekolah dapat mendukung kecerdasan anak lebih optimal.

Dengan begitu, diharapkan adanya keselarasan antara orang tua, guru, serta anak-anak dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan tertentu. Si Kecil bisa tetap fokus belajar, guru fokus memandu, dan orang tua fokus untuk mendukung si Kecil menyelesaikan tugasnya sesuai dengan panduan.

7. Play-based

 

Kurikulum ini adalah kurikulum yang paling banyak diterapkan oleh sekolah swasta. Kata kunci dari kurikulum ini adalah "belajar sambil bermain".

Apapun yang dipelajari si Kecil, akan diterapkan dengan metode permainan yang menyenangkan. Mulai dari menghitung, menggambar, mengenal bentuk, hingga story telling, akan dilakukan dengan metode permainan yang menarik perhatian si Kecil. Nah, jadi Ibu sudah mengetahui masing-masing keunggulannya, kan? Sekarang, saatnya menentukan kurikulum preschool mana yang paling sesuai dengan karakter si Kecil.

Untuk mendukung tumbuh kembangnya agar tetap aktif dan cerdas, berikan si Kecil Enfagrow A+ 3 yang mengandung omega 3 dan omega 6 tertinggi. Kedua kandungan ini sangat berpengaruh pada perkembangan kecerdasan si Kecil baik secara kognitif maupun motorik.

Apapun kurikulum yang dipilih, pastikan si Kecil nyaman menjalaninya ya, Bu! Tiga gelas susu Enfagrow A+ 3 setiap hari akan membantu si Kecil tetap cerdas, aktif, dan cepat tanggap mengikuti sistem pengajaran yang ada.

Selamat mencoba, Bu!