Sejak awal kehamilan, Ibu tentu sudah mempertanyakan bagaimana cara menghitung hari perkiraan lahir (HPL) yang tepat. Pasalnya, mengetahui HPL sejak awal kehamilan adalah hal yang penting, lho!

Dengan mengetahui HPL, Ibu bisa lebih mudah mempersiapkan berbagai hal terkait kelahiran si Kecil, mulai dari persiapan fisik dan mental sebelum persalinan, persiapan perlengkapan bayi, hingga persiapan lainnya yang dilakukan oleh keluarga.

Saat Ibu memeriksakan kehamilan ke dokter sejak pertama kali, dokter mungkin akan memberitahukan usia kandungan Ibu dengan akurat. Nah, ternyata baik usia kandungan ataupun HPL bisa ditentukan oleh ketiga cara ini, lho, Bu!

Yuk, simak cara menghitung hari perkiraan lahir berikut ini agar Ibu lebih tenang dan bahagia selama kehamilan!

Cara menghitung hari perkiraan lahir (HPL)

1. Hari terakhir menstruasi

Kehamilan biasanya berlangsung sekitar 40 minggu dari hari pertama periode menstruasi terakhir. Jadi, untuk menemukan hari perkiraan lahir berdasarkan perhitungan ini, Ibu bisa menambahkan 280 hari (40 minggu) dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT).

Cara penghitungan ini bisa dilakukan oleh Ibu yang memiliki siklus menstruasi normal dan teratur, yaitu 28 hari.

2. Tanggal pembuahan atau ovulasi

Bagaimana jika siklus menstruasi Ibu tidak teratur? Ibu bisa menghitungnya dengan metode berikut ini.

Metode ini menghitung dari masa ovulasi terakhir yang dialami oleh Ibu. Umumnya, perempuan memiliki masa ovulasi atau masa subur sekitar 14 hari dari hari menstruasi terakhir.

Ibu bisa menambahkan 266 hari (38 minggu) dari tanggal Ibu mengalami masa subur di haid terakhir.

3. Pemeriksaan ultrasonografi

Metode ini merupakan metode yang paling akurat karena sudah memadukan logika dengan teknologi. Melalui ultrasonografi (USG), dokter juga bisa sekaligus memeriksa kondisi serta pertumbuhan janin di dalam kandungan Ibu.

Metode ini sangat tepat jika calon Ibu tidak mengetahui tanggal menstruasi terakhirnya, terlebih lagi jika siklusnya tidak teratur.

Namun, selain menghitung secara manual, metode ini umumnya digunakan oleh banyak ibu hamil sebab mereka sekaligus ingin mengecek kondisi janinnya di dalam kandungan.

Apakah hari perkiraan lahir (HPL) bisa berubah?

Tentu saja bisa! Karena sifatnya adalah perkiraan, maka kelahiran bayi bisa saja lebih cepat atau lebih lambat daripada yang diperkirakan.

Hal ini bisa Ibu pantau saat Ibu melakukan kontrol ke dokter kandungan. Biasanya, dokter akan selalu meninjau perkembangan janin yang menentukan perkiraan tanggal kelahirannya nanti, antara lain:

1. Gerakan janin di dalam kandungan

2. Mengecek detak dan nada jantung janin

3. Tinggi fundus (rahim)

Jadi, ketika ada perbedaan tanggal yang diberikan oleh dokter dengan hasil perhitungan hari perkiraan lahir yang Ibu hitung secara manual, tidak apa-apa ya, Bu.

Selama waktunya berdekatan dan tidak terpaut terlalu jauh, hal tersebut sangat wajar terjadi.

Umumnya, bayi akan lahir diantara minggu ke-38 dan 42. Pastikan Ibu sudah mempersiapkan segala hal dengan matang sebelum memasuki minggu-minggu tersebut, ya!

Faktor apa saja yang mempengaruhi penentuan hari perkiraan lahir (HPL)?

Selain itu, hari perkiraan lahir juga bisa berubah karena beberapa faktor besar. Hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi dari ibu hamil itu sendiri. Beberapa di antaranya adalah:

1. Usia ibu yang lebih tua

Ibu yang hamil pada usia di atas 30 tahun, biasanya memiliki perbedaan hari perkiraan lahir 10 hari lebih lambat daripada ibu yang hamil di usia 20-an. Hal ini disebabkan karena siklus menstruasi yang biasanya lebih cepat seiring dengan bertambahnya usia. Namun, hal ini tidak terjadi pada semua Ibu, ya. Pada beberapa kasus, ibu hamil berusia 30 tahun ke atas juga tetap bisa memperkirakan due date dengan metode yang sama.

2. Pertama kali melahirkan

Ibu hamil yang baru pertama kali melahirkan biasanya akan melewati beberapa hari dari perhitungan hari perkiraan lahirnya.

Umumnya, jika bayi masih belum lahir di akhir minggu ke-42, dokter akan menyarankan untuk melakukan induksi atau rangsangan. Pada beberapa kasus, kondisi ini juga menyarankan ibu hamil untuk melakukan persalinan dengan operasi caesar.

Menyambut hari persalinan dengan asupan nutrisi yang aman

Selama kehamilan, Ibu hamil diwajibkan untuk melakukan kontrol rutin ke dokter kandungan. Dalam proses ini, dokter biasanya akan merekomendasikan pola hidup dan makanan yang tepat demi mengoptimalkan tumbuh kembang janin.

Tentu saja, apa pun yang Ibu konsumsi selama kehamilan akan dirasakan oleh janin di dalam kandungan. Bahkan, apa pun itu, akan berdampak langsung pada kelangsungan tumbuh kembangnya!

Demi memenuhi nutrisi yang lengkap selama kehamilan, Enfamama A+ hadir sebagai susu hamil yang direkomendasikan para ibu. Susu hamil ini sangat kaya akan kalsium, asam folat, zat besi, serta vitamin C yang tentunya sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup janin serta kesehatan Ibu sepanjang kehamilan.

Sebab apa yang Ibu pilih, akan menjadi apa yang si Kecil rasakan. Yuk, lengkapi nutrisi Ibu dengan Enfamama A+ sekarang!