Melalui interaksi dengan anak atau orang dewasa, Ibu bisa mengetahui bahwa setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Bahkan salah satu hal yang membedakan kita sebagai individu adalah perilaku, atau seringkali disebut temperamen.

Memahami temperamen anak Anda

 

Kebanyakan peneliti setuju kalau temperamen ditunjukkan melalui tingkat emosi dan apakah seseorang mudah marah atau tidak, tingkat aktivitas dan energi, sosialisasi, serta tingkat perhatian dan ketekunan. Seiring  perkembangan emosional dan kemampuan berekspresi si kecil, Ibu akan mengetahui bagaimana temperamen si kecil saat ia dewasa nanti.

Para peneliti menyatakan bahwa sebagian temperamen turunan (dapat diturunkan) mulai terlihat pada masa balita dan akan terus berpengaruh. Karakteristik perilaku yang paling banyak diturunkan adalah tingkat aktivitas, tingkat ketersinggungan, dan emosi negatif. Di sisi lain, meskipun sebagian temperamen adalah turunan, namun tidak ada jaminan kalau temperamen (terutama yang sulit atau negatif) akan menurun pada semua anak dalam sebuah keluarga atau bahkan pada generasi berikutnya. Pengalaman dalam hidupnya lebih berpengaruh. 

Secara umum, balita dan anak-anak yang menunjukkan tingkat emosional sangat tinggi secara berkelanjutan akan menunjukkan karakter yang sama dalam jangka panjang. Jika si kecil menunjukkan gejala temperamen tersebut, tetap tunjukkan bahwa Ibu sangat menyayanginya. Cara mengasuh yang penuh kasih sayang dan santai akan membantu si kecil yang memilki temperamen tinggi untuk dapat mengendalikan emosinya dengan lebih baik. Perlu diingat pula jika dukungan dari Ibu dapat memberi pengaruh besar untuk perkembangan temperamen si kecil, meskipun faktor keturunan tetap akan mempengaruhi perilakunya.

Baca juga: Seputar temperamen balita