Lemak bayi yang alami berfungsi untuk menjaga si kecil tetap hangat dan mengoptimalkan pertumbuhan selama tahun pertama kehidupannya. Lain halnya dengan lemak berlebih, atau yang lebih ekstrim disebut obesitas.

Kelebihan berat badan dapat menghambat gerakan dan aktivitas si kecil, mengganggu perkembangan kognitif dan perkembangan motoriknya. Hal ini juga dapat memicu obesitas dan beberapa masalah lain seperti meningkatnya risiko asma, gangguan tidur, infeksi kulit, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2. Seiring dengan pertumbuhan si kecil, kelebihan berat badan dapat menyebabkan rendah diri dan kurangnya kepercayaan diri, yang berkaitan dengan depresi, prestasi sekolah yang menurun, kenakalan, dan bullying. Anak yang obesitas akan cenderung tetap gemuk saat ia dewasa.

Tidak ada orang tua yang ingin anaknya mengalami obesitas. Namun penelitian American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa sekitar 43 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami obesitas (meningkat 60 persen dari jumlah di tahun 1990). Sedangkan menurut penelitian Institute of Medicine (IOM) pada tahun 2011 di Amerika Serikat, obesitas meningkat dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir. Jumlah ini mencakup sekitar 10 persen bayi dan balita dengan berat dan tinggi berlebih, serta lebih dari 20 persen anak berumur 2-5 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Apa yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah obesitas pada anak-anak mereka?

 

Para ahli sepakat bahwa masalah obesitas, yang terus meningkat di kalangan bayi, balita, dan anak-anak berusia lebih tua (tapi belum dewasa), dapat dihindari. Meskipun melakukan dan mempertahankan kebiasaan makan sehat dari awal itu sulit, namun hal tersebut jauh lebih mudah daripada mengubah kebiasaan dan masalah kesehatan. Berikut ini merupakan langkah-langkah terbaik yang bisa dipraktikkan oleh para orangtua.

Ketahui Apakah Si Kecil Memiliki Risiko. Anak-anak dengan orangtua yang obesitas cenderung akan menjadi gemuk juga. Demikian pula bayi dengan Ibu yang menderita diabetes selama kehamilan atau yang berat badannya meningkat drastis saat hamil. Tapi risiko masalah berat badan ini bukan tidak mungkin untuk dihindari. Kebiasaan yang ditanamkan sejak dini akan memberi pengaruh yang berbeda pada si kecil. 

Jangan Terburu-Buru untuk Memberikan Makanan Padat Sebelum Si Kecil Berusia 6 Bulan. Tidak ada bukti yang mendukung mitos tentang menambahkan sereal atau makanan padat lain pada ASI atau susu formula dapat membantu bayi tidur lebih baik. Di sisi lain, fakta menunjukkan jika memperkenalkan makanan padat terlalu dini berhubungan dengan obesitas di kemudian hari.

Menyapih dari Botol Pada Usia 12 Bulan. Setelah si kecil bisa minum dari cangkir, dia tidak lagi membutuhkan botol. Ibu akan mengalami kesulitan untuk mengontrol jumlah asupan si kecil jika ia masih menggunakan botol. Di samping itu, banyak balita yang mengonsumsi terlalu banyak susu atau jus saat mereka minum menggunakan botol.

Tawarkan Beragam Jenis Makanan Bergizi. Setelah transisi ke makanan padat, hindari makanan olahan dengan tambahan gula. Si kecil memerlukan nutrisi dari berbagai macam makanan dan tidak perlu pemanis tambahan dengan kalori tidak sehat. Menurut penelitian IOM, anak berusia di bawah 5 tahun yang meminum susu rendah lemak (atau susu tanpa lemak jika ia telah berusia di atas 2 tahun), dan yang mengonsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian serta mengurangi makanan yang padat energi, memiliki tingkat risiko kelebihan berat badan yang lebih rendah. 

Konsultasi dengan Dokter Anak. Pada saat check-up, dokter anak akan memeriksa berat, tinggi badan, dan saat si kecil berusia 2 tahun, indeks massa tubuh (BMI). BMI menentukan apakah seorang anak memiliki jumlah lemak tubuh yang sehat dan berimbang dengan tinggi badan, berat badan, usia, dan jenis kelaminnya. Dokter si kecil dapat membantu Ibu untuk mengontrol berat badannya agar tetap berada dalam jumlah yang sehat. 

Jangan mengabaikan atau membenarkan berat badan berlebih. Butuh waktu untuk menjadi benar-benar obesitas. Oleh karena itu, jika si kecil terlihat kegemukan atau sedang mulai beranjak gemuk, jangan biarkan ia bertumbuh dalam keadaan seperti itu. Jangan percaya juga dengan mitos bahwa anak gemuk itu sehat. 

Gigih mencobakan makanan untuk si kecil. Fokuskan menu makan keluarga pada makanan nabati yang mencakup biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran. Bersiaplah juga untuk menyajikan makanan beberapa kali (sekitar 10 kali atau lebih) sebelum si kecil mau mencobanya. Si kecil perlu waktu lebih lama untuk mau mencoba sampai menyukainya. Bahkan, mungkin saja ia tidak akan menyukai apapun yang Ibu berikan, tapi saat ia suka, itu akan menjadi keberhasilan kecil yang sangat berharga. 

Hindari soda dan jus. Air (dan susu) adalah pilihan terbaik untuk menjadi minuman utama si kecil. Jus dan soda memiliki kandungan gula yang tinggi dan tidak mengandung kalori, selain itu dalam proses pembuatannya membuat kandungan gizi dalam jus menjadi hilang. Jika Ibu ingin menyajikan jus untuk si kecil, sebaiknya jus adalah olahan ibu sendiri dan jangan menambahkan gula ke dalamnya. Agar air putih terlihat lebih menarik dan memiliki rasa, coba campur air putih dengan irisan buah-buahan.

Pastikan si kecil cukup tidur. Menurut penelitian IOM, kurang tidur dapat meningkatkan risiko obesitas, terutama bagi anak-anak berusia di bawah 5 tahun.

Batasi waktu nonton. Anak-anak dari berbagai usia menghabiskan rata-rata tujuh jam sehari bersama dengan gadget, tanpa melakukan aktivitas yang membuatnya banyak bergerak. The American Academy of Pediatrics menyarankan untuk menghindari penggunaan segala jenis gadget (termasuk tablet dan smartphone) sebelum sj kecil berusia 2 tahun, dan merekomendasikan untuk menggunakannya tidak lebih dari dua jam setelah ia berusia 2 tahun, itu pun sebaiknya diusahakan hanya untuk program yang berkualitas untuknya. 

Jadwalkan waktu keluarga. Berikan waktu si kecil untuk keluar dari tempat duduk mobil, gendongan, dan kereta dorong. Biarkan ia berlatih untuk menjangkau, berguling, duduk, merangkak, dan berjalan. Saat si kecil tumbuh menjadi anak-anak, ajak ia untuk pergi berjalan-jalan, naik sepeda, dan berenang bersama. Gunakan setidaknya satu jam setiap hari untuk melakukan aktivitas fisik dan bangun gaya hidup sehat dan aktif untuk seluruh keluarga.