Cara menghadapi tangisan si kecil saat berpisah.

Mengapa si kecil kerap menangis ketika Ibu pergi? Dulu ia tidak begini

 

Si kecil sering menangis saat Ibu hendak berangkat kerja atau ke tempat lainnya? Sebenarnya, kesedihan tersebut merupakan pertanda baik, yang menandakan bahwa kematangan mental dan keterikatan emosionalnya pada Ibu semakin menguat. Saat ia berusia lebih kecil, ia bahkan belum memahami bahwa ia dan Ibu merupakan orang yang terpisah. Maka Ibu pun akan hilang dari pikirannya begitu Ibu tidak lagi terlihat di hadapannya. Namun kini si kecil akan merindukan Ibu saat berpisah, sebab ia sudah memahami bahwa Ibu dan dirinya berada di tempat yang berbeda. Ketika terlihat tanda-tanda bahwa ia akan ditinggalkan, bisa jadi si kecil akan menempel erat pada Ibu, bahkan hingga menangis keras.

Kesulitan untuk berpisah dengan seseorang merupakan bagian dari pembelajarannya akan object permanence, bahwa hal-hal tersebut masih ada bahkan ketika hilang dari pandangannya. Terlebih, si kecil belum memiliki pemahaman yang baik mengenai waktu, sehingga mungkin saja ia akan memperlihatkan kesedihan mendalam yang sama saat Ibu meninggalkannya ke kamar mandi dan saat Ibu pergi bekerja

Kecemasan tersebut juga dapat terlihat di waktu tidurnya. Seiring dengan perkembangan memorinya, ia akan mengingat bahwa biasanya Ibu akan menghilang dari hadapannya setelah rutinitas tidur, seperti lagu pengantar tidur, atau rutinitas pagi, saat Ibu memakai sepatu dan mengambil kunci mobil.

Tetapi Ibu tidak perlu khawatir karena sikap seperti ini biasanya tidak berlangsung lama. Biasanya kesedihan si kecil akan berangsur mereda jika Ibu meninggalkannya bersama orang yang ia kenal baik, dengan cepat perhatian si kecil akan teralih pada aktivitas lain dann ia kembali tenang. Di malam hari pun, ia akan belajar untuk tertidur dengan sendirinya. Meski seringkali Ibu tidak tega mendengar tangisan si kecil saat berpisah, perlu dipahami bahwa hal tersebut merupakan bagian penting dari perkembangan emosionalnya. Jadi, Ibu juga harus membiasakan diri guna mendukung perkembangan si kecil.

Perlu diketahui bahwa sebagian besar si kecil mengalami tingkat kecemasan yang berbeda saat berpisah

 

Fase ini cenderung memuncak antara usia 10 hingga 18 bulan, lalu memudar ketika memasuki usia 24 bulan. Tak jarang, pada beberapa anak fase kecemasan ini berlangsung (meski sering hilang lalu muncul kembali) selama beberapa tahun.

Untuk itu, latihan secara terus-menerus amatlah penting untuk membantu si kecil terbiasa dengan kedatangan dan kepergian Ibu. Ibu bisa melatihnya dengan meminta pengasuh yang akan menjaganya selama Ibu pergi untuk tiba 15 menit lebih awal agar si kecil terbiasa dengan kehadiran pengasuh baru, sekaligus melibatkan diri Ibu di aktivitas tersebut. Cobalah untuk meninggalkan si kecil dengan cepat dan ceria. Dengan begitu, ia pun terbantu untuk menjadi lebih tenang saat ditinggalkan.