Meskipun sistem saraf pusat si kecil telah mengalami perubahan yang luar biasa selama sembilan bulan sebelum kelahiran, otaknya masih akan terus berkembang setelah ia lahir. Bahkan, otak bayi yang baru lahir masih berukuran sangat kecil, hanya seperempat ukuran otak orang dewasa.

Otak tumbuh dengan sangat berbeda dari bagian tubuh lainnya. Neuron si kecil tidak membentuk sel-sel baru tetapi terus tumbuh besar dan mengeluarkan cabang yang disebut akson dan dendrit. Setiap sel neuron tubuh berfungsi sebagai pusat kontrol sedangkan dendrit menerima sinyal masuk dari neuron lain dan akson menyalurkan sinyal keluar. Selagi pesan terbentuk, proses mielinisasi sedang berlangsung di mana sebuah substansi padat berlemak menyelimuti akson dan mendorong sinyal untuk melewati neuron-neuron dengan lebih cepat. Perkembangan jaringan neuron yang rumit ini mendukung pertumbuhan otak. Berikut ini adalah beberapa aspek yang akan Ibu lihat dalam proses perkembangan si kecil.

Perkembangan Kognitif

 

Selama tiga bulan pertama, Ibu akan melihat kemampuan mendengar si kecil meningkat secara bertahap. Peningkatan ini terjadi seiring dengan pertumbuhan signifikan dalam hippocampus, bagian otak yang berhubungan dengan memori pengenalan. Pada awalnya reaksi si kecil terhadap suara seringkali refleksif, misalnya ketika terkejut mendengar suara keras, tenang karena mendengar suara Ibu, tetapi saat usia 3 bulan, si kecil mulai mengenali dan mengingat beragam jenis suara. Ia dapat dengan jelas membedakan suara menakutkan, menyenangkan, dan suara asing serta bereaksi dengan bermacam cara. Menjelang akhir periode ini, Ibu dapat melihat si kecil lebih memperhatikan musik, dan bahkan mungkin menunjukkan jenis musik tertentu yang ia sukai.

Perkembangan Motorik

 

Bagian cerebellum pada otak bayi yang baru lahir, yaitu bagian yang mengatur gerakan, koordinasi, dan keseimbangan, berkembang tiga kali lipat selama tahun pertama dan menunjukkan kemampuan motorik yang berkembang dengan pesat. Gerakan awal si kecil yang refleksif sebagai respon terhadap rangsangan tertentu. Hal ini umumnya membantu si kecil memenuhi kebutuhannya selama hari-hari awal sebelum ia dapat mengkomunikasikannya dengan Ibu. Setiap gerakan melatih koneksi saraf tertentu, yang merangsang neuron untuk membentuk lebih banyak koneksi. Hal ini memperkuat fungsi motorik dan secara bertahap membuat gerakan yang lebih terkoordinasi, kompleks, dan terencana. Selama tiga bulan pertama, Ibu dapat mengamati perkembangan keterampilan motorik kasar si kecil seperti jika Ibu membaringkan si kecil dengan telentang, secara bertahap ia akan mampu mengangkat kepalanya. Pada akhirnya ia akan dapat menoleh ke kiri dan kanan pula. Si kecil pun akan memperlihatkan perkembangan gerakan motorik halus seperti memukul mainan yang ingin ia bawa lebih dekat dan menangkap benda dengan tangannya.

Perkembangan Komunikasi

 

Membutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum bagian otak si kecil yang mengatur pemahaman bahasa dan mengembangkan keterampilan berbicara akan memungkinkannya berkomunikasi dengan kata-kata, meskipun ia dapat menyampaikan maksudnya melalui suara tangisan yang berbeda-beda. Ibu pun dapat segera mengenali tangis karena lapar, tangis karena marah, tangis karena takut, dan erangan tidak nyaman ketika ia popoknya perlu diganti. Seperti halnya Ibu akan mengerti ketika ia mendekut ketika senang. Melalui sinyal yang diterima pada auditory cortex, si kecil mulai dapat membedakan antara suara bicara yang berbeda-beda. Mendengar adalah langkah pertama mengenal bahasa dan neuron di auditory cortex akan menyampaikan sinyal yang masuk ke bagian otak lain, termasuk area Wernicke pada lobus temporal kiri (tempat pengenalan kata dan pemahaman bahasa) dan area Broca pada lobus frontal kiri (tempat terkoordinasinya gerakan yang diperlukan untuk bicara).

Perkembangan Sosial

 

Si kecil lahir dan sepenuhnya bergantung pada Ibu untuk memenuhi kebutuhannya yang paling dasar (hal ini yang akan Ibu lakukan sekarang dan selama sebagian besar masa kanak-kanaknya). Sebagai dukungan atas kelangsungan hidupnya, otak si kecil lebih berkembang di bagian yang memungkinkan ia untuk terhubung dengan Ibu, sebagai orang tuanya. Saat lahir, visual cortex si kecil hanya bisa membuatnya fokus pada jarak 20 sampai 30 cm, jarak ke wajah Ibu saat ia menyusui. Jarak penglihatan si kecil akan meningkat pada bulan-bulan awal, dan bahkan ia dapat melihat mata Ibu dan mengikuti pandangan Ibu untuk melihat apa yang sedang ibu lihat. Kemampuan ini (disebut shared atau joint attention) melibatkan area prefrontal cortex yang berkaitan dengan perilaku kognitif dan sosial yang kompleks. Hal ini merupakan keterampilan sosial yang penting dan menjadi landasan perkembangan kognitif manusia.