Saat hamil, ada banyak hal yang harus mendapat perhatian lebih, salah satunya soal keamanan makanan yang Ibu santap. Bukan bermaksud membatasi, tapi Ibu disarankan untuk lebih selektif ketika memilih makanan, baik dalam hal jenisnya, cara pengolahannya, dan jumlahnya. Salah pilih makanan, bisa menempatkan Ibu dan si Kecil yang belum lahir pada peningkatan risiko tertular bakteri, virus, dan parasit yang menyebabkan penyakit.

Beberapa penyakit, mungkin terdengar sepele dan biasa. Tapi jika dialami oleh ibu hamil, dampaknya bisa lebih buruk, bahkan dapat menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur. Dan meski Ibu tak merasakan sakit apapun, terinfeksi bakteri, virus, atau parasit dari makanan, bisa menyebabkan masalah kesehatan yang parah pada bayi baru lahir. Misalnya infeksi bakteri Listeria dan Toxoplasma gondii.

Agar ibu dan si Kecil sehat selalu sejak awal kehamilan sampai kelahiran, jangan lupa selalu cek soal keamanan makanan yang Ibu konsumsi saat hamil. Berikut panduannya.

1. Panduan mengonsumsi seafood

FDA atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat telah mengeluarkan panduan konsumsi ikan bagi ibu hamil. Meski ikan merupakan sumber protein penting untuk perkembangan dan pertumbuhan otak si kecil, Ibu wajib tahu bahwa ada beberapa jenis ikan yang sama sekali tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui karena kandungan merkuri yang cukup tinggi, yaitu ikan marlin, mackerel, swordfish, dan bigeye tuna. Sebagai gantinya, pilih ikan yang aman dari cemaran merkuri seperti ikan salmon, kod, dan nila.

2. Hindari makanan mentah

Makanan laut mentah mungkin mengandung parasit atau bakteri, termasuk Listeria yang dapat membuat ibu hamil sakit dan berpotensi membahayakan calon bayinya. Semua hidangan makanan laut harus dimasak hingga matang. Jadi, ucapkan selamat tinggal sementara pada sushi, sashimi, tiram mentah, dan kerang mentah. 

3. Tunda mengonsumsi makanan asap

Makanan laut yang diawetkan dengan cara diasap berpotensi mengandung bakteri Listeria. Hati-hati jika Ibu ingin mengonsumsi makanan laut asap, seperti salmon, trout, whitefish, cod, tuna, atau mackerel. Lebih baik, tunda dulu keinginan mengonsumsi makanan asap tersebut.

4. Jangan konsumsi susu dan produk susu yang tidak dipasteurisasi

Susu yang belum dipasteurisasi mungkin mengandung bakteri seperti Campylobacter, E. coli, Listeria, Salmonella, atau Tuberculosis. Untuk menghindari penyakit bawaan makanan ini, minumlah hanya susu yang dipasteurisasi. Aturan yang sama juga berlaku untuk produk olahan susu, seperti keju lunak yang biasanya dibuat dengan susu yang tidak dipasteurisasi. Beralihlah ke keju keras seperti keju Cheddar yang lebih aman.

5. Hindari daging dan unggas yang kurang matang

Semua daging dan unggas harus dimasak dengan matang sebelum dimakan. Untuk amannya, gunakan termometer makanan untuk memastikan bahwa daging telah mencapai suhu internal minimum yang aman untuk dikonsumsi. Jika belum mencapai suhu yang aman, daging dan unggas dapat mengandung E. coli, Salmonella, Campylobacter, dan Toxoplasma gondii yang berbahaya untuk ibu hamil.

Selain memastikan panduan makan aman di atas telah Ibu jalani, beberapa aturan dasar tentang menjaga higienitas makanan berikut ini juga perlu ditaati.

- Cuci tangan dengan air dan sabun antiseptik atau desinfektan sebelum bersentuhan dengan makanan

- Buang makanan yang tidak habis dari piring Ibu, jangan mengonsumsinya lagi untuk waktu makan berikutnya

- Jangan membekukan kembali makanan yang sudah dicairkan

- Hindari memanaskan makanan berkali-kali